Daftar Isi:
  • Tempat Pemotongan Ayam (TPA) selain mendukung perekonomian juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan jika limbah yang dihasilkan tidak diproses dengan baik. Penanganan suatu limbah diperlukan bahan surfaktan yang berupa surfaktan sintetis maupun yang berasal dari mahkluk hidup yang disebut dengan biosurfaktan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi biosurfaktan asal Bacillus sp terhadap kadar biological oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD), dan mikroflora pada bioremediasi limbah cair Tempat Pemotongan Ayam. Biosurfaktan diproduksi dengan media molasses dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15% dan waktu inkubasi 24 dan 48 jam, lalu diuji kualitasnya menggunakan uji drops collaps dan uji emulsifikasi. Biosurfaktan terbaik diuji kemampuannya dalam menurunkan kadar BOD, COD, dan Mikroflora limbah cair TPA dengan variasi konsentrasi (0%, 10%, 20% dan 30%) dan waktu inkubasi (12 jam, 24 jam dan 36 jam). Hasil penelitian menunjukan konsentrasi dan waktu inkubasi berpengaruh nyata terhadap kualitas biosurfaktan (p<0,05). Hasil menunjukkan biosurfaktan terbaik dihasilkan dari konsentrasi molasses 5% yang diinkubasi 24 jam dengan nilai emulsifikasi pada absorbansi sebesar 1,815 serta indeks emulsi sebesar 36,15%. dan mampu memecah minyak selama 1,17 detik. Hasil uji efektifitas biosurfaktan menunjukkan biosurfaktan yang terbaik adalah konsentrasi 30% yang diinkubasi selama 24 jam mampu menurunkan nilai BOD sebesar 312,3 mg/L, menurunkan kadar COD sebesar 422,86 mg/L, dan menurunkan kadar mikroflora sebanyak 3,8 x105 CFU/ml. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa media molasses dapat digunakan sebagai media pertumbuhan isolat Bacillus sp untuk menghasilkan biosurfaktan dan biosurfaktan asal Bacillus sp mampu menurunkan kadar BOD,COD serta mikroflora Limbah cair Tempat Pemotongan Ayam secara signifikan.