Analisis Efisiensi Pemasaran Tembakau Rajangan Di Desa Adikarto, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang

Main Author: Bilhaqy, Muhammad
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12723/1/Muhammad%20Bilhaqy.pdf
http://repository.ub.ac.id/12723/
Daftar Isi:
  • Kabupaten Magelang merupakan salah satu sentra produksi tembakau di Jawa Tengah. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan data produksi tembakau Kabupaten Magelang yang mencapai 4.298 ton pada tahun 2015 lebih tinggi jika dibandingkan Kabupaten Kendal (4.242 ton) dan Kabupaten Blora (2.877 ton) (Ditjen Perkebunan, 2016). Salah satu daerah di Kabupaten Magelang yang memiliki luas area tanam tembakau luas adalah Desa Adikarto di Kecamatan Muntilan, penggunaan area tanam tembakau yang luas membuat nilai produksi menjadi tinggi. Permasalahan penelitian adalah perbedaan marjin yang tinggi mengindikasikan bahwa petani memiliki posisi yang lemah dibandingkan lembaga pemasaran yang terlibat. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi saluran dan fungsi pemasaran tembakau rajangan di Desa Adikarto, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, (2) Menganalisis efisiensi pemasaran tembakau rajanngan pada berbagai saluran pemasaran di Desa Adikarto, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. (3) Menganalisis efisiensi harga dan efisiensi operasional tembakau rajangan dari berbagai saluran pemasaran di Desa Adikarto, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) di Desa Adikarto, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Pengambilan sampel responden untuk petani menggunakan metode simple random sampling, dari populasi adalah seluruh petani tembakau di Desa Adikarto yang berjumlah 70 orang. Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus slovin dengan tingkat kesalahan 10 persen maka dapat ditentukan jumlah sampel responden petani dalam penelitian ini adalah 41 orang. Untuk sampel lembaga pemasaran menggunakan metode Snowball Sampling dan ditentukan secara bergulir dimulai dari petani tembakau. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan kegiatan wawancara, observasi, dan pencatatan. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif dan kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: (1) Terdapat 4 saluran pemasaran yang ada di Desa Adikarto, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang yaitu: Saluran Pemasaran I: Petani - Pedagang Pengepul Desa – Pedagang Besar – Perwakilan Pabrik, Saluran Pemasaran II: Petani – Pedagang Pengepul Desa – Perwakilan Pabrik, Saluran Pemasaran III: Petani - Pedagang Besar – Perwakilan Pabrik, dan Saluran Pemasaran IV: Petani – Pasar. 2) Pemasaran tembakau rajangan di Desa Adikarto dapat dikatakan tidak efisien berdasar empat indikator yang digunakan, dalam hal ini: (a) Marjin pemasaran, (b) Share harga petani, (c) Rasio K/B, dan (d) Struktur Pasar. Marjin pemasaran tidak efisien karena tidak terdistribusi secara proporsional atau <50 persen (tidak efisien), nilai share harga petani sebagian besar >40 persen (efisien), semua lembaga pemasaran pada setiap saluran mencapai nilai rasio keuntungan K/B > 1 (efisien), hasil analisis struktur pasar menunjukkan bahwa struktur pasar bersifat oligopsoni (tidak efisien). 3) Efisiensi pemasaran dilihat dari efisiensi harga dikatakan efisien karena biaya yang digunakan lebih rendah jika dibandingkan dengan selisih harga antar lembaga, sedangkan efisiensi pemasaran dilihat dari ii efisiensi operasional dikatakan efisien karena sebagian besar lembaga pemasaran sudah melakukan transportasi secara optimal. Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian ini adalah sebagai berikut (1) Untuk mengoptimalkan pemasaran tembakau rajangan yaitu medorong petani untuk menjual tembakau rajangan melalui kelompok tani atau koperasi tani sehingga meningkatkan posisi tawar petani. (2) Setiap lembaga pemasaran sebaiknya mengambil keuntungan secara proporsional dari biaya pemasaran yang dikeluarkan. (3) Mengurangi risiko kerusakan produk dapat dilakukan oleh lembaga pemasaran untuk meningkatkan efisiensi operasional.