Pengaruh Terapi Ekstrak Etanol Daun Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Terhadap Histopatologi Hepar Dan Aktivitas Transaminase (Sgpt Dan Sgot) Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Model Dm Hasil Induks

Main Author: Puspita, FarahdyllaDwi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/127176/
Daftar Isi:
  • Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang disebabkan adanya kelainan sekresi insulin. Defisiensi insulin dapat menyebabkan kerusakan pada hepar dan peningkatan aktivitas transaminase (SGPT dan SGOT). Daun nangka (Artocarpus heterophyllus) mengandung quercetin yang diduga memiliki potensi sebagai agen hipoglikemi melalui perbaikan pada pankreas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan histopatologi hepar dan penurunan aktivitas transaminase pada tikus (Rattus norvegicus) model DM hasil induksi multiple low dosestreptozotocin (MLD-STZ) yang diberi terapi ekstrak etanol daun nangka (Artocarpus heterophyllus). Penelitian ini menggunakan tikus (Rattus norvegicus) jantan berumur 12 minggu yang dibagi dalam 5 kelompok yaitu: (K1) kelompok kontrol negatif, (K2) kelompok kontrol positif tikus DM, (P1) kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak etanol daun nangka dosis 50 mg/kg BB, (P2) 100 mg/kg BB, dan (P3) 200 mg/kg BB. Induksi Multiple Low Dose - STZ secara intraperitonial dengan dosis 20 mg/kg BB selama 5 hari. Terapi dilakukan dengan cara sonde lambung selama14 hari. Data penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Tingkat keparahan kerusakan hepar diamati melalui gambaran histopatologi dan aktivitas transaminase diukur dengan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun nangka dosis 200 mg/kg BB pada tikus model DM adalah dosis efektif yang mampu menunjukan perbaikan pada histopatologi hepar dan dapat menurunkan aktifitas transaminase sebanyak 41,29 % pada SGPT dan 35,73% pada SGOT. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol daun nangka dosis 200 mg/kg BB adalah dosis efektif yang mampu menurunkan kondisi kerusakan hepar dan menurunkan aktifitas transaminase (SGPT dan SGOT) pada tikus model DM hasil induksi MLD-STZ.