Evaluasi Keseragaman Pada Sembilan Galur Jagung Manis (Zea Mays L. Saccharata Sturt) Generasi S5
Main Author: | Zahro, Jamilatuz |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/12712/ |
Daftar Isi:
- Jenis jagung manis atau yang sering disebut sweetcorn banyak dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan dengan jagung biasa. Pengembangan komoditas jagung manis di Indonesia belum optimal dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Kemenperin (2016), kebutuhan konsumsi jagung manis pada tahun 2015 mencapai 4,1 juta ton/tahun dan meningkat pada tahun 2016 mencapai 5,2 juta ton/tahun. Peningkatan kebutuhan konsumsi jagung manis tidak diikuti dengan pengingkatan produktivitas atau luas panen. Produktivitas jagung manis di Indonesia rata-rata sekitar 5-6 ton/ha, nilai tersebut dibawah rata-rata produktivitas dunia yaitu 8-9 ton/ha. Luas panen jagung manis juga menurun setiap tahunnya. Luasan panen yang semakin menurun tersebut juga mengakibatkan produksi jagung manis di Indonesia juga menurun. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas jagung manis adalah penggunaan benih unggul yang rendah di kalangan petani. Kesediaan benih bermutu dan unggul yang terbatas menyebabkan petani mengembangkan jagung manis bersari bebas. Jagung manis bersari bebas, menghasilkan produksi yang rendah jika dibandingkan benih hibrida yang mampu mencapai 9-10 ton/ha. Hibrida yang berpotensi hasil tinggi dihasilkan dari pasangan galur inbred dari populasi yang memiliki kelompok heterotik yang berbeda (Pabendon et al. 2007). Evaluasi keseragaman jagung manis diperlukan untuk mendukung upaya pengembangan jagung manis dan dasar pertimbangan untuk menyusun strategi pemuliaan jagung manis. Penelitian ini merupakan tindak lanjut dari penelitian sebelumnya untuk mendapatkan galur yang seragam yang akan digunakan untuk perakitas varietas hibrida. Penelitian dilaksanakan Desa Areng-areng, Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, dengan ketinggian tempat 610 mdpl pada bulan Mei-September 2017. Alat yang akan digunakan untuk penelitian ini yaitu cangkul, traktor, sabit, baki, tugal, kertas label, mulsa, amplop sungkup, plastik sungkup, meteran, jangka sorong, timbangan analitik, kamera, papan label, tali rafia, dan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah sembilan galur jagung manis generasi S5 koleksi Maize Research Center 3-4-5+69D, 3-4-5+69I, 3-4-5+69K, 3-4-5+69L, 3-4-5+69P, 3-4-5+69Q, 3-4-5+69R, 3-4-5+69V, 3-4-5+69W. Bahan lainnya yaitu pupuk NPK, ZA, pupuk kandang, dolomit, insektisida berbahan aktif tiametoksam 350 g l-1, fungisida berbahan aktif dimetamorf 50%, dan abu sekam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu sembilan galur jagung manis. Masing-masing faktor diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Pengacakan dilakukan pada masing-masing ulangan dan pada setiap percobaan diambil 10 tanaman contoh. Variabel yang diamati meliputi karakter kualitatif dan kuantitatif. Variabel kuantitatif terdiri dari: tinggi tanaman (cm), tinggi tongkol (cm), umur berbunga jantan (hst), umur berbunga betina (hst), umur panen (hst), berat tongkol dengan klobot (g), berat tongkol tanpa klobot (g), husk cover (cm), jumlah baris dalam tongkol, jumlah baris ii biji, bobot 100 biji (g), bobot pipilan per tongkol (g), panjang tongkol dengan klobot (cm), diameter tongkol (cm), un-tip filling (cm), lebar biji (m), panjang biji (mm). Kemudian variabel kualitatif terdiri dari: penutupan klobot, bentung tongkol, warna permukaan biji, dan susunan baris biji. Analisis data yang dilakukan menggunakan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji lanjut BNT pada taraf 5% apabila menunjukkan nilai yang berbeda nyata. Kemudian dilakukan penghitungan nilai KKG dan KKF serta nilai heritabilitas. Pada karakter kualitatif ditunjukkan dengan mempersentasekan data kualitatif dari seluruh populasi. Penentuan nilai terbaik jagung manis berdasarkan penilaian secara scoring pada parameter tinggi tanaman, umur berbunga jantan, umur berbunga betina, berat tongkol dengan klobot, berat tongkol tanpa klobot, panjang tongkol, husk cover, jumlah baris, bobot pipilan, bobot 100 biji, diameter tongkol, dan un-tip filling. Hasil analisis menunjukkan nilai KKG yang didapatkan berkisar 0,37% hingga 26,98%. Untuk nilai KKF yang didapatkan berkisar antara 0,88% hingga 33,67%. KKG dan KKF yang diperolah pada setiap variabel sebagian besar memiliki kriteria rendah kecuali pada variabel husk cover (cm) dan un-tip filling (cm) yang memiliki nilai KKG dan KKF sedang. Hasil analisis heritabilitas menunjukkan nilai heritabilitas berkisar 0,159 – 0,85. Nilai heritabilitas yang diperoleh menunjukkan kriteria yang tinggi kecuali pada variabel tinggi tongkol, bobot biji, bobot 100 biji, dan panjang biji yang memiliki kriteria sedang serta variabel umur panen dan lebar biji yang memiliki kriteria rendah. Galur yang berpotensi untuk dijadikan tetua calon hibrida adalah dan 3-4-5+69L. Galur-galur tersebut berpotensi karena memiliki nilai keseragaman karakter kualitatif dan karakter kuantitatif yang unggul.