Pengaruh Pemberian Madu Sebagai Terapi Preventif Terhadap Kadar Malondialdehida (Mda) Dan Histopatologi Duodenum Pada Tikus (Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi Ccl4

Main Author: Kurniadi, RedikaYudha
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/126992/1/Isi.pdf
http://repository.ub.ac.id/126992/2/Lampiran.pdf
http://repository.ub.ac.id/126992/3/Cover.pdf
http://repository.ub.ac.id/126992/
Daftar Isi:
  • Duodenum merupakan saluran pencernaan yang menyerap bahan yang bersifat toksik seperti Carbon tetracloride (CCl4) yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Madu merupakan sumber makanan yang mengandung antioksidan berupa flavonoid yang dapat mencegah adanya stres oksidatif dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek antioksidan pada terapi preventif madu terhadap penurunan kadar MDA dan perbaikan histopatologi duodenum tikus yang diinduksi CCl4 dosis toksik 10% sebanyak 2,5 mL/kg BB 1 kali sehari selama 2 hari. Hewan coba yang digunakan adalah tikus (Rattus norvegicus) dibagi menjadi lima kelompok perlakuan, yaitu kelompok (A) kontrol tikus negatif, kelompok (B) kontrol tikus positif, kelompok (C, D, E) adalah kelompok preventif madu dosis 25 mg/kg BB, 50 mg/kg BB, dan 75 mg/kg BB. Parameter yang diamati adalah MDA dan histopatologi duodenum. Pengukuran MDA menggunakan metode TBA (Thiobarbituric Acid). Analisa menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) dan dilanjutkan dengan uji Tukey  = 0,05. Pembuatan histopatologi duodenum menggunakan pewarnaan Hematoxylin eosin (HE) dan diamati menggunkan mikroskop perbesaran 400 kali. Hasil penelitian menunjukkan terapi preventif madu secara spesifik (p<0,05) mampu menurunkan kadar MDA. Dosis 75 mg/kg BB merupakan dosis efektif dalam menurunkan kadar MDA serta dapat mencegah kerusakan organ duodenum tikus yang ditandai dengan berkurangnya sel goblet dan ruptur sel epitel. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terapi preventif madu dapat menurunkan kadar MDA dan mencegah kerusakan organ duodenum pada tikus yang diinduksi CCL4.