Daftar Isi:
  • Diabetes mellitus tipe 1 merupakan tipe penyakit yang ditandai dengan kerusakan sel beta pankreas yang akan menyebabkan terjadinya defisiensi insulin. Beberapa pengalaman peneliti diabates menunjukan bahwa kunyit (Curcuma longa L), dapat berperan sebagai antidiabetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak ethanol kunyit sebagai terapi DM 1 pada tikus model hasil induksi Streptozotocin terhadap kadar trigliserida dan tingkat keparahan dari kerusakan pembuluh darah aorta melalui gambaran histopatologinya. Tikus yang dipakai dalam penelitian ini adalah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan strain Wistar berumur 2-3 bulan dengan berat badan tikus antara 150-200 gram yang dibagi dalam 5 kelompok masing-masing 4 ekor. Kelompok (A) tikus kontrol negatif (tikus tanpa perlakuan), kelompok (B) tikus kontrol positif (tikus DM 1 tanpa diberi terapi ekstrak ethanol kunyit), kelompok (C) tikus DM 1 dan diterapi ekstrak ethanol kunyit dosis 1,2 g/kg BB, kelompok (D) tikus DM 1 dan diterapi ekstrak ethanol kunyit dosis 1,8 g/kg BB, kelompok (E) tikus DM 1 dan diterapi ekstrak ethanol kunyit dosis 2,7 g/kg BB. Gambaran histopatologi aorta diamati dengan menggunakan mikroskop dan kadar trigliserida diukur dengan menggunakan uji spektofotometri. Hasil penelitian menunjukan bahwa terapi ekstrak ethanol kunyit dapat menurunkan kadar trigliserida secara signifikan (p<0,05). Pengamatan histopatologi menunjukan kurkumin dalam kunyit dapat menurunkan infiltrasi lemak di jaringan tunika adventisia pada gambaran histopatologi pembuluh darah aorta tikus. Dosis 2,7 g/kgBB ekstrak ethanol kunyit menunjukan dosis terbaik dalam menurunkan kadar trigliserida dan mengurangi tingkat keparahan dari kerusakan jaringan tunika adventisia pembuluh darah aorta tikus model diabetes mellitus 1 yang ditunjukan dengan berkurangnya infiltrasi lemak pada tunika adventisia.