Daftar Isi:
  • Fibrosis ginjal merupakan keadaan patologis pada ginjal berupa akumulasi dari matriks ekstraseluler yang berlebih. Fibrosis ginjal ditandai oleh kerusakan sel epitel ginjal, kemunculan sel fibroblas serta penurunan ekspresi E-cadherin. Kerusakan ginjal menyebabkan gangguan gastrointestinal sebagai akibat dari refleks renointestinal. Kacang kedelai diketahui mengandung isoflavon yang berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian air rebusan kacang kedelai terhadap ekspresi E-cadherin ginjal dan profil protein jejunum pada tikus model fibrosis ginjal hasil induksi streptokinase. Penelitian ini menggunakan tikus (Rattus norvegicus) jantan strain Wistar yang dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kontrol negatif, kontrol positif, terapi air rebusan kacang kedelai dosis 6g/200g BB, dan terapi air rebusan kacang kedelai dengan dosis 9g/200g BB. Induksi streptokinase dosis 6000 IU pada vena coccygea dilakukan pada hari pertama, keenam dan kesebelas. Terapi air rebusan kacang kedelai dilakukan selama 15 hari secara sonde lambung. Parameter yang diamati adalah ekspresi E-cadherin ginjal dengan metode Imunohistokimia dan profil protein jejunum dengan metode SDS-PAGE. Analisis data dilakukan secara kuantitatif untuk ekspresi E-cadherin ginjal serta semi kuantitatif untuk profil protein jejunum. Hasil penelitian menunjukkan terapi air rebusan kacang kedelai mampu meningkatkan ekspresi E-cadherin ginjal secara signifikan pada kelompok terapi dibanding pada tikus model fibrosis ginjal (α=0,05) sebesar 110,82% dan 708,22%. Terapi air rebusan kacang kedelai juga mampu memperbaiki profil protein jejunum seperti pada kelompok kontrol negatif. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian air rebusan kacang kedelai dapat meningkatkan ekspresi E-cadherin ginjal dan memperbaiki profil protein jejunum pada tikus model fibrosis ginjal.