Efektivitas Hibridisasi Beberapa Varietas Melon (Cucumis Melo L.) Dengan Perlakuan Waktu Penyerbukan Dan Proporsi Bunga Betina Dan Bunga Jantan

Main Author: Santosa, Ratih Eka
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12691/7/RATIH%20EKA%20SANTOSA.pdf
http://repository.ub.ac.id/12691/
Daftar Isi:
  • Melon merupakan buah dari famili Cucurbitaceae dan salah satu buah yang terkenal di Indonesia. Produksi melon dari tahun ke tahun terus meningkat. Namun salah satu kendala dalam produksi buah melon yaitu ketersediaan benih melon yang unggul. Petani di Indonesia pada umumnya masih menggunakan benih melon impor. Sehingga perbaikan terhadap produksi benih melon unggul di dalam negeri harus dilakukan untuk membantu petani dalam mendapatkan benih melon dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang unggul. Salah satu teknik penting untuk meningkatkan produksi benih melon yaitu dengan polinasi buatan. Kegagalan bunga dalam membentuk buah masih sangat tinggi dalam proses polinasi buatan. Hal tersebut dikarenakan oleh rendahnya viabilitas dan jumlah polen serta kesiapan putik untuk diserbuki. Selain itu waktu penyerbukan juga merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan persilangan buatan tanaman melon. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui waktu penyerbukan dan proporsi bunga betina dan bunga jantan yang efektif pada set hibridisasi varietas-varietas melon. Hipotesis pada penelitian ini yaitu terdapat informasi tentang waktu penyerbukan dan proporsi bunga yang efektif pada set hibridisasi varietas-varietas melon. Penelitian ini bertempat di plastichouse di Desa Karangwidoro Kecamatan Dau Malang pada bulan Januari – Mei 2018. Bahan yang diperlukan dalam penelitian yaitu benih tanaman melon, ajir, tali rafia, polybag, tanah, kompos, pupuk Urea, SP36, KCl, NPK dan ZA, kertas sungkup, benang, dan kertas label. Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu gembor, sekop, sprayer, meteran, jangka sorong, ember, kuas, timbangan analitik, alat tulis, refractometer brix dan kamera. Hibridisasi dilakukan pada 3 varietas melon yaitu melon varietas Melindo (♀) disilangkan dengan melon varietas Madesta (♂), melon varietas Melindo (♀) disilangkan dengan melon varietas Glamour (♂) dan melon varietas Melindo (inbred) dan Varietas Melindo selfing sebagai kontrol. Perlakuan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu waktu penyerbukan (W) dan proporsi bunga betina dengan bunga jantan (P). Waktu penyerbukan dibagi menjadi 3 yaitu W1 pada pukul 06.00 - 07.00, W2 pukul 08.00 – 09.00, dan W3 pukul 10.00 – 11.00. proporsi bunga betina dengan bunga jantan dibagi menjadi 3 yaitu P1 dengan proporsi bunga betina dan bunga jantan 1:1, P2 dengan proporsi 2:1, dan P3 yaitu dengan proporsi 3:1. Variabel pengamatan dalam penelitian ini yaitu % keberhasilan persilangan, jumlah buah pertanaman, bobot buah pertanaman, diameter buah, panjang buah, ketebalan daging buah dan kemanisan buah. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan kemudian dianalisis menggunakan student T-test (uji T) tidak berpasangan pada taraf 5%. Persentase keberhasilan persilangan antar perlakuan rata-rata yang tertinggi yaitu pada unit perlakuan W1P1 sebesar 80%. Penyerbukan paling efektif dilakukan pada pagi hari karena pada pagi hari memiliki tingkat kelembaban yang ii tinggi, sehingga stigma dalam kondisi reseptif dan meningkatnya jumlah polen yang viabel. Hasil pengamatan bobot buah, diameter buah, ketebalan daging buah, dan kemanisan buah pada seluruh set hibridisasi menunjukan hasil yang berbeda beda. Hal tersebut dikarenakan sumber polen yang digunakan berbeda-beda (berbeda-beda varietas). Hasil uji-t pada rata-rata karakter hasil menunjukkan bahwa set persilangan ME X MD memiliki hasil yang berbeda nyata dengan kontrol ME selfing. Hal tersebut dapat diasumsikan bahwa polen dari varietas Madesta (MD) memiliki kompatibilitas yang tinggi terhadap stigma pada tetua verietas Melindo (ME).