Efek Antibakteri Cuka Kurma Terhadap Streptococcus Mutans Secara In Vitro
Daftar Isi:
- Prevalensi karies gigi di Indonesia masih tinggi. Karies gigi dapat terjadi karena bakteri yang menempel pada permukaan gigi. Bakteri yang berperan besar dalam pembentukan karies adalah Streptococcus mutans yang merupakan target utama pencegahan karies. Salah satu upaya preventif dalam menghambat pertumbuhan bakteri penyebab karies adalah penggunaan mouthwash berbahan chlorhexidine gluconate. Namun bahan tersebut memiliki efek samping seperti pewarnaan ekstrinsik, gangguan perasa pada lidah dan erosi mukosa, sehingga perlu dicari alternatif bahan yang alami. Salah satu bahan alami yang diduga memiliki efek antibakteri adalah cuka kurma yang memiliki kandungan asam asetat, asam benzoat dan asam malat sebagai komponen antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antibakteri cuka kurma dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans secara in vitro. Penelitian ini menggunakan metode difusi sumuran. Konsentrasi cuka kurma yang digunakan adalah 100%; 87,5%; 75%; 62,5%; 50%, kontrol positif chlorhexidine gluconate 0,2%, dan kontrol negatif aquades. Selanjutnya diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C. Analisis data menunjukkan perbedaan bermakna antara berbagai konsentrasi cuka kurma terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans (p < 0,05). Uji korelasi menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pemberian cuka kurma terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans. Uji regresi linier sederhana menunjukkan adanya pengaruh konsentrasi cuka kurma dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu cuka kurma memiliki efek antibakteri dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans secara in vitro dengan diameter zona hambat terbesar 17,40 milimeter pada konsentrasi cuka kurma 100% dan diameter zona hambat terkecil 11,70 milimeter pada konsentrasi cuka kurma 50%.