Bukaan Pencahayaan Alami pada Ruang Tunggu Terminal Tirtonadi Kota Surakarta untuk Mengurangi Penggunaan Pencahayaan Buatan
Daftar Isi:
- Terminal Tirtonadi merupakan salah satu terminal bus percontohan yang sudah melakukan peningkatan kualitas fasilitas terminal. Peningkatan fasilitas tersebut menyebabkan meningkatnya penggunaan energi listrik akibat penggunaan pendingin ruangan dan pencahayaan buatan. Penelitian ini diharapkan dapat menyumbang ide untuk mengurangi penggunaan pencahayaan buatan melalui desain pasif pencahayaan alami pada bangunan Terminal Tirtonadi. Pengolahan data dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan eksperimental menggunakan simulasi dengan DiaLux. Hasil dari penelitian berupa rekomendasi bukaan pencahayaan alami yang optimal pada ruang tunggu Terminal Tirtonadi meliputi jenis bukaan, penempatan, dan luasan bukaan. Pada masing-masing ruang tunggu dilakukan dua alternatif rekomendasi bukaan yaitu yang pertama adalah memaksimalkan bukaan pencahayaan samping pada bagian ruangan yang memungkinkan adanya penambahan pencahayaan samping. Sedangkan yang kedua adalah penambahan bukaan pencahayaan atas berupa sky light dikarenakan orientasi bangunan yang tidak memungkinkan untuk memperoleh pencahayaan optimal apabila hanya melalui pencahayaan samping. Hasil simulasi ditunjukkan dengan kontur cahaya dengan rentang 0-50 lux, 51-100 lux, 101-150 lux, 151-200 lux, 201-400 lux, dan ≥400 lux. Hasil simulasi yang digunakan sebagai hasil akhir untuk rekomendasi desain pencahayaan alami pada ruang tunggu Terminal Tirtonadi dapat menghemat penggunaan pencahayaan buatan sekitar 30% setiap harinya.