Daftar Isi:
  • Mahasiswa sebagai insan akademik, dalam kegiatannya tidak terlepas dari stress. Stress yang tidak mampu dikendalikan dan diatasi oleh mahasiswa akan memunculkan dampak negatif secara emosional antara lain munculnya perasaan cemas. Organisasi adalah salah satu faktor penyebab kecemasan. Kecemasan dapat meningkatkan energi untuk menyelesaikan tugas mahasiswa. Namun apabila kecemasan sangat besar, justru akan sangat mengganggu. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan tingkat keaktifan berorganisasi dengan tingkat kecemasan mahasiswi tahun kedua di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional dengan metode Cross Sectional. Teknik sampling menggunakan teknik Purposive Sampling pada 53 mahasiswa perempuan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner keaktifan organisasi untuk mengukur tingkat keaktifan berorganisasi dan kuesioner skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) untuk mengukur tingkat kecemasan. Data ini dianalisa dengan Uji Spearman. Dari hasil penelitian responden sebesar 75,47% dalam kategori aktif berorganisasi dan 54,71% mengalami kecemasan sedang. Hasil penelitian antara tingkat keaktifan berorganisasi dan tingkat kecemasan didapatkan nilai korelasi 0,958 dan p-value 0,000 yang artinya terdapat hubungan yang cukup kuat dengan arah korelasi hubungan positif, yaitu semakin besar skor tingkat keaktifan berorganisasinya maka semakin besar skor tingkat kecemasannya. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat keaktifan berorganisasi dengan tingkat kecemasan mahasiswi tahun kedua program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Univesitas Brawijaya. Perlu adanya dosen pendamping akademik khusus di bidang organisasi agar mahasiswi yang aktif berorganisasi bisa berkonsultasi serta perlu dilakukan penelitian dengan variabel emosional negatif lain seperti depresi.