Daftar Isi:
  • Nyamuk Culex sp. merupakan salah satu vektor penyakit seperti penyakit kaki gajah, chikungunya dan Japanese E encephalitis. Sedangkan lalat Musca domestica merupakan vektor penyakit kolera, aspergilosis, tifus, dan disentri. Penggunaan insektisida kimiawi sudah umum dilakukan namun memiliki efek smaemmpbinagh ayyaaknagn lminegrkuugnikgaann . mDaaukna Kdaibriu mtuehmkailnik i iknasenkdtuisnigdaan aklaarmboi hiydarnagt, tatidnaink, adlakuanlo ikda, ris tmereomidi,li ktri itpeorpteennsoi ids,e bdaagna fil ainvsoenkotiids.i dPaa tdear hbaedbaepr alaplaa tp Menueslcitaia nd odmikeestatichau.i PdMaeuunsnec laikt iaadrnoi msineeib sbatiecgarat.iu jPiuneasnene kultiitnsiaitdunak indmie emnngegareuntp amahkueait onpd epere bsnaeenmlditiipanrngo at cnto emprhopataedrnaasptii oeCnk ustleetrsxat ksd pee.nt agdnaaonnl sampel yang digunakan adalah nyamuk Culex sp. dan lalat Musca domestica dengan konsentrasi ekstrak etanol daun kari 30% dan kontrol negatif (aseton 1%) yang dilakukan pengulangan sebanyak lima kali. Setiap perlakuan diamati pada menit ke-10, menit ke-20, menit ke-30, menit ke-40, menit ke-50 dan menit ke-60. Deteanngoal nd mauenn gkgaurin askeabna gRaui minusse Aktbisbiodta, dteikrehtaadhaupi bnayhawmau pke rCbeuldeaxa ns pp.o tdeennsgi aenk sntrialaki 68,8% dan lalat Musca domestica sebanyak 100% pada menit ke-60. Pengujian Kruskall-Wallis menunjukkan nilai p=0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat pengaruh waktu pengamatan potensi ekstrak etanol daun kari sebagai insektisida terhadap Culex sp. dan Musca domestica dengan konsentrasi yang sama. Bseebrdaagsaai riknasne khtiassidila p teenrhealitdiaanp, ldaalapt aMt udsiscima pduolmkaens tbicaah wmae mekilsiktir apko teetnasnio lle dbaihu nb eksaarri dibandingkan nyamuk Culex sp. dalam setiap peningkatan waktu pengamatan dengan konsentrasi yang sama.