Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah Tangga Melalui Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (Krpl) Di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang

Main Author: Firmansyah, Risvandi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12672/1/RISVANDI%20FIRMANSYAH.pdf
http://repository.ub.ac.id/12672/
Daftar Isi:
  • Pembangunan ketahanan pangan sangat penting bagi Indonesia yang mempunyai penduduk dalam jumlah besar. Kebutuhan pangan nasional akan terus bertambah dari tahun ke tahun sebagai akibat jumlah penduduk yang terus meningkat. Menurut data Badan Pusat Statistik (2017), jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2010 sebesar 237,6 juta jiwa, sedangkan pada tahun 2016 sudah mengalami kenaikan sebesar 21,6 juta jiwa menjadi 258,7 juta jiwa atau mengalami pertambahan 3,5 juta jiwa per tahun. Bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia juga akan menyebabkan tingkat pembangunan perumahan, industri dan fasilitas umum semakin tinggi. Menurut data Ditjen Sarana dan Prasarana Kementerian Pertanian yang dikutip Bisnis.com, laju konversi lahan pertanian produktif ke non produktif sekitar 110.000 ha per tahun. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) adalah konsep penumbuhan dan pemanfaatan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga secara diversifikasi yang berbasis sumber daya lokal, ramah lingkungan, dan berkelanjutan dalam satu kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis pemanfaatan lahan pekarangan rumah tangga anggota KWT Pertiwi penerima manfaat KRPL; 2. Menganalisis dampak ekonomi, sosial dan lingkungan rumah tangga penerima manfaat KRPL setelah memanfaatkan pekarangan rumah tangga. Metode penentuan lokasi penelitian yang digunakan adalah purposive dengan lokasi yang dipilih adalah di Desa Kucur. Teknik yang digunakan dalam pengambilan informan ini menggunakan purposive sampling yang mana informan yang dipilih adalah anggota KWT Pertiwi Desa Kucur dengan jumlah informan sebanyak 21. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif model Miles dan Huberman dengan alat bantu skala likert. Hasil pemanfaatan pekarangan dilihat dari beberapa aspek: a. Aspek pemanfaatan pekarangan ramah lingkungan memperoleh persentase rata-rata sekitar 76,7% atau masuk dalam kategori cukup baik.; b. Aspek keberlanjutan pemanfaatan pekarangan mendapatkan persentase 66,66 % atau berkategori cukup baik.; c. Aspek keragaman komoditas yang ditanam memperoleh persentase ratarata sekitar 72,2 % atau masuk dalam kategori cukup baik.; d. Aspek memanfaatkan model vertikultur memperoleh persentase rata-rata sekitar 53,96 % atau masuk dalam kategori kurang baik. Hasil pemanfaatan pemanfaatan yang dilihat dari tiap indikator di lahan pekarangan anggota KWT Pertiwi adalah memiliki nilai 70,74 % atau dalam kategori cukup baik. Indikator yang memiliki nilai persentase tertinggi adalah penggunaan pupuk organik dalam pemanfaatan ii pekarangan sedangkan indikator yang memiliki persentase terendah penerapan model budidaya vertikultur. Dampak pemanfaatan pekarangan rumah yang dilakukan oleh anggota KWT Pertiwi dari aspek ekonomi, meski hasil pekarangan belum mampu untuk menambah jumlah pendapatan. Namun, dari pemanfaatan pekarangan anggota anggota KWT Pertiwi mampu untuk menghemat pengeluaran berkisar RP. 5000,- - Rp. 15.000,- perhari. Pada indikator pemenuhan kebutuhan dari hasil pemaparan tersebut dapat disimpukan bahwa hasil pekarangan yang ditanam mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga. Dari aspek dampak sosial pemanfaatan pekarangan rumah yang dilakukan anggota KWT Pertiwi mampu terjalinnya komunikasi seperti saling sharing mengenai permasalahanpermasalahan serta komunikasi yang bersifat persuasif atau yang sifatnya mengajak dalam memanfaatkan pekarangan. Pemanfaatan pekarangan, mampu menumbuhkan rasa saling berbagi dari hasil yang ditanam dari pekarangan. Dari aspek dampak lingkungan, indikator memberikan kenyamanan pemanfaatan pekarangan memberikan kenyamanan pada penghuninya rumah seperti keasrian, keindahan dan kerapihan rumah. Dari indikator pengurangan limbah rumah tangga dengan adanya pemanfaatan pekarangan rumah bisa membantu mengurangi ketersediaan limbah rumah tangga dengan cara mengelola limbah rumah tangga menjadi pupuk. Dari hasil penelitian, saran yang bisa diberikan, untuk penyuluh pertanian, lebih intensif dalam memonitor kegiatan KWT Pertiwi khususnya pada pelaksanaan pemanfaatan pekarangan rumah anggota KWT Pertiwi maupun pekarangan warga Desa Kucur serta mengembangkan KRPL ke arah yang lebih luas. Untuk pengurus KWT Pertiwi, untuk lebih mencari cara untuk merangkul kembali para anggota-anggota nya yang sudah tidak terlihat aktif, agar KWT Pertiwi bisa lebih hidup dalam melaksanakan program-program yang diterima. Untuk anggota KWT Pertiwi, untuk lebih mengurangi input kimia dalam pemanfaatan pekarangannya serta lebih antusias dalam bereksperimen mencoba komoditas baru selain komoditas yang sering ditanam dipekarangan. Untuk peneliti selanjutnya, peneliti sadar bahwa masih banyak yang bisa di teliti mengenai program KRPL di Desa Kucur. Namun seiring berjalannya waktu, pelaksanaan program KRPL di Desa Kucur akan menjadi lebih baik dan peneliti berharap ada keberlanjutan penelitian mengenai peningkatan pendapatan serta peningkatan Pola Pangan Harapan (PPH).