Pengaruh Lama Pemberian Kurkumin Terhadap Penurunan Kadar IL-17 Serum Pada Tikus Model Fibrosis Yang Diinduksi Karbon Tetraklorida (Ccl4)
Main Author: | Fatmasari, ViviHerdiana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Lainnya |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/126691/1/8.BAB_V.pdf http://repository.ub.ac.id/126691/1/12.LAMPIRAN.pdf http://repository.ub.ac.id/126691/1/10.BAB_VII.pdf http://repository.ub.ac.id/126691/1/11.Daftar_pustaka.pdf http://repository.ub.ac.id/126691/1/9.BAB_VI.pdf http://repository.ub.ac.id/126691/2/MAJALAH_Vivi_Herdiana_Fatmasari_135070107111029_new.pdf http://repository.ub.ac.id/126691/ |
Daftar Isi:
- Fibrosis hati merupakan suatu proses perubahan jaringan hati menjadi jaringan parut melalui deposisi kolagen serta konstituen matriks lainnya dan dapat mengakibatkan sirosis hati. Salah satu senyawa yang dapat menyebabkan gangguan fungsi hepar berupa fibrosis ialah karbon tetraklorida (CCl4). Interleukin-17 ikut serta dalam meningkatkan aktivasi dari Hepatic Stellate cells (HSC), untuk menjadi myofibroblast-like cell yang bersifat fibrogenik. Interleukin-17 adalah sitokin pro-inflamasi yang disekresikan oleh sel T yang teraktivasi. Saat sel T teraktivasi, IL-17 disekresikan untuk memediasi peradangan dengan merangsang produksi sitokin inflamasi, seperti TNF-a, IL-1b dan IL-6, dan pro-inflamasi kemokin yang membantu neutrofil dan makrofag. Kurkumin memiliki efek anti-fibrosis dengan menghambat aktivasi HSC melalui peningkatan kadar PPAR-γ untuk memicu apoptosis. Penelitian ini bertujuan membuktikan bahwa lama pemberian kurkumin dapat menurunkan kadar IL-17 serum pada tikus wistar model fibrosis hati yang diinduksi CCL4. Sampel eksperimental menggunakan metode RAL (Rancangan Acak Lengkap). Analisis dilakukan dengan membagi hewan coba menjadi 8 kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif, kontrol positif, KP (kelompok perlakuan) selama 2, 5, dan 9 minggu, KK (kelompok kontrol) selama 2, 5, dan 9 minggu. Variabel yang diukur adalah kadar IL-17 serum menggunakan metode Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA) disetiap akhir perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada uji one way ANOVA didapatkan perbedaan bermakna (p = 0,000) dan uji Post Hoc didapatkan K-Positif dengan KK-2 (p = 0,001; p < 0,05), kelompok K-Positif dengan KP-5 (p=0,007; p<0,05), kelompok K-Positif dengan KP-9 (p = 1,000; p < 0,05). Terdapat hubungan yang kuat antara selisih kadar IL-17 serum dengan lama pemberian kurkumin pada tikus wistar yang diinduksi CCL4 (Uji korelasi, p = 0,000, r = 0,864). Kesimpulan dari penelitian ini adalah kurkumin efektif diberikan untuk menurunkan IL-17 serum diberikan selama 5 minggu.