Daftar Isi:
  • Gagal ginjal kronis merupakan suatu keadaan patologis dengan penyebab yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal secara progresif dan kemudian berakhir pada gagal ginjal tahap akhir. Gagal ginjal kronis menjadi masalah kesehatan global dengan peningkatan jumlah pasien, tingginya resiko progresifitas, dan rendahnya prognosis. Saccharomyces cerevisae yang banyak mengandung beta-glucan dapat meningkatkan kadar Granulocyte-colony stimulating factor (G-CSF) dalam tubuh. Peningkatan kadar GCSF dalam tubuh akan meningkatkan pelepasan hematopoietic stem cell (HSC) ke sirkulasi tubuh. HSC yang dilepaskan dapat meregenerasi sel tubulus yang rusak. Penelitian ini menggunakan kadar kreatinin serum sebagai pertanda perbaikan fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak S. cerevisae terhadap kadar kreatinin serum mencit model gagal ginjal kronis dan untuk mengetahui korelasi antara dosis ekstrak Saccharomyces cerevisae dengan kadar kreatinin serum pada mencit model gagal ginjal kronis. Penelitian eksperimental ini dilakukan secara in vivo menggunakan rancangan randomized post test only controlled group design. Sampel dibagi menjadi lima kelompok yang masing-masing terdiri dari 5 mencit, yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, Kelompok Perlakuan 1 (Aristolochic Acid + ekstrak S. cerevisae 50 mg/kgBB), Kelompok Perlakuan 2 (Aristolochic Acid + ekstrak S. cerevisae 100 mg/kgBB), Kelompok Perlakuan 3 (Aristolochic Acid + ekstrak S. cerevisae 200 mg/kgBB). Induksi gagal ginjal kronis menggunakan Aristolochic Acid 2,5 mg/kgBB 5 kali seminggu selama 2 minggu secara intraperitoneal. Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah kadar kreatinin serum. Pemberian ekstrak S. cerevisae setiap hari selama 2 minggu setelah 1 minggu progersifitas. Dari data statistik didapatkan hasil rerata kadar kreatinin serum pada kelompok kontrol negatif sebesar 0,3788 mg/dl; kontrol positif sebesar 0,6425 mg/dl; perlakuan 1 sebesar 0,4575 mg/dl; perlakuan 2 sebesar 0,3850 mg/dl; perlakuan 3 sebesar 0,3263 mg/dl. Hasil uji Anova menunjukkan adanya perbedaan antar kelompok yang signifikan (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian S. cerevisae mampu menurunkan kadar kreatinin serum pada mencit model gagal ginjal kronis dan ada hubungan antara peningkatan dosis ekstrak Saccharomyces cerevisae dengan penurunan kadar kreatinin serum pada mencit model gagal ginjal kronis.