Daftar Isi:
  • Kafein bersifat teratogen tidak spesifik yang mendukung produksi radikal bebas, kemudian memicu terjadinya stres oksidatif dan telah terbukti dapat menyebabkan malformasi celah palatum. Peningkatan produksi radikal bebas dapat dicegah oleh adanya antioksidan, dan tanaman brokoli telah terbukti memiliki antioksidan berupa flavonoid. Penelitian ini menggunakan 25 tikus betina Rattus norvegicus yang hamil dan dibagi dalam 5 kelompok, perlakuan dilakukan pada hari ke 9-11 kehamilan. Kontrol negatif tidak mendapat kafein dan ekstrak brokoli, kontrol positif (kafein 80 mg/kgBB), perlakuan I (kafein 80 mg/kgBB + ekstrak brokoli 200 mg/kgBB), perlakuan II (kafein 80 mg/kgBB + 400 mg/kgBB), perlakuan III (kafein 80 mg/kgBB + 800 mg/kgBB), kafein diberikan secara intraperitoneal sementara ekstrak brokoli per oral. Dilakukan pembedahan pada hari ke 18 kehamilan dan janin tikus akan diwarnai dengan metode Alizarin red. Kejadian malformasi celah palatum pada kontrol positif sebanyak 2.94%, perlakuan I tidak terdapat celah palatum, perlakuan II sebanyak 12.5%, dan perlakuan III sebanyak 51.4%. Semakin tinggi dosis ekstrak brokoli yang pemberiannya bersamaan dengan kafein, maka semakin banyak pula malformasi celah palatum yang terjadi. Namun pada kelompok perlakuan I, diduga terdapat efek brokoli sebagai antioksidan untuk menangkal pro oksidan yang disebabkan oleh kafein.