Daftar Isi:
  • Pada wanita yang telah mengalami menopouse mengalami penurunan kadar estrogen dalam tubuhnya hingga mengakibatkan menurunnya sistem imun seluler serta apoptosis dari osteoklas. Penurunan densitas tulang menunjukkan adanya penurunan osteoblas, osteosit, serta aktivitas sel seperti makrofag sehingga dapat mempercepat terjadinya osteoporosis. Protein Sclerostin akan meningkatkan pembentukan antibodi anti-sclerostin sehingga dapat menurunkan jumlah makrofag dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan membuktikan bahwa protein Sclerostin dapat menurunkan jumlah makrofag limpa pada tikus wistar model hipoestrogen. Penelitian ini menggunakan true experimental design secara in vivo dengan rancangan Randomized Post Test Only Controlled Group Design. Dalam penelitian ini terdapat 5 kelompok perlakuan, maka jumlah hewan uji untuk masing-masing perlakuan dapat dicari dengan menggunakan rumus [(np-1) – (p-1)] ≥ 16, dengan n = jumlah pengulangan tiap perlakuan; p = jumlah perlakuan. (np-1) – (p-1) ≥ 16 ; (5n-1) – (5-1) ≥ 16; n ≥ 4,2 ~ 5 n = 5; p = 5. Randomisasi dengan simple random sampling. Data jumlah makrofag limpa tikus dihitung rerata 20 lapang pandang. Hasil penghitungan jumlah makrofag limpa tikus dianalisa secara statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics 20 signifikansi 0,05 (p = 0,05), taraf kepercayaan 95% (α = 90,05). Uji yang dilakukan adalah uji normalitas data, uji homogenitas varian, uji One-way ANOVA, Post hoc test, dan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan pemberian Sclerostin dapat menurunkan jumlah makrofag pada limpa tikus wistar model hipoestrogen.