Pengaruh Perubahan Kadar Flavonoid Pada Penyimpanan Ekstrak Etanol Serai Wangi (Cymbopogon Nardus) Terhadappotensinya Sebagai Insektisida Padanyamukculex Spdengan Metode Semprot
Daftar Isi:
- Nyamuk Culex sp merupakan vektor dari beberapa penyakit seperti filariasis limfatik, Japanese B Encephalitis, dan St. Louis Encephalitis. Sehingga, dibutuhkan insektisida alami untuk mengendalikan vektor seperti Serai Wangi(Cymbopogon nardus) yang memiliki banyak kandungan flavonoid. Flavonoid akan masuk ke dalam tubuh nyamuk melalui sistem pernapasan yang kemudian akan menimbulkan kelayuan pada sistem syaraf serta kerusakan sistem pernapasan. Mengakibatkan nyamuk tidak dapat bernapas, dan kemudian mati. Penelitian ini menggunakan true experimental-post test control group design. Sampel yang digunakan adalah nyamuk Culex sp. Konsentrasi ekstrak etanol serai wangi yang digunakan adalah 7,5% yang dibagi dalam lima waktu lama penyimpanan sebagai berikut: hari 1, 2, 3, 4, dan 5. Penelitian dilakukan dengan menyemprotkan ekstrak etanol serai wangi pada kotak kaca berukuran 25cm x 25cm x 25cm yang telah berisi 30 ekor nyamuk Culex sp. Analisis data dengan uji One-Way ANOVA menunjukkan pengaruh signifikan antara lama penyimpanan ekstrak etanol serai wangi dengan potensinya sebagai insektisida (p=0,000). Uji post-hoc Tukey membuktikan perbedaan yang signifikan antara potensi ekstrak pada hari pertama dengan penurunan potensi pada hari ke-4 (p=0,25). Uji korelasi Pearson menunjukkan p=0,000 dengan koefisien korelasi sebesar -0,858 yang mengindikasikan hubungan yang kuat dan berbanding terbalik antara lama waktu penyimpanan dengan potensi ekstrak etanol serai wangi. Uji regresi linier menunjukkan pengaruh signifikan antara perubahan kadar flavonoid (quercetin) dengan jumlah kematian nyamuk (p=0,858). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan signifikan antara lama penyimpanan ekstrak etanol serai wangi 7,5% selama lima hari dengan potensinya sebagai insektisida terhadap nyamuk Culex sp yang dimulai pada hari ke-4 dan pengaruh perubahan kadar flavonoid (quercetin) dengan jumlah kematian nyamuk.