Pengaruh Paparan Subkronik Antosianin dari Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) Kultivar Gunung Kawi Terhadap Eritrosit dan Leukosit Pada Rattus Norvegicus Strain Wistar dengan Diet Normal
Daftar Isi:
- Indonesia memiliki keanekaragaman flora yang memiliki peluang sebagai pengembangan pengobatan fitofarmaka salah satunya adalah ubi jalar ungu yang banyak ditemukan di gunung kawi. Ubi jalar ungu memiliki kandungan antosianin, yaitu senyawa yang memiliki fungsi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu apakah ada pengaruh yang bermakna dari paparan subkronik antosianin terhadap jumlah eritrosit dan leukosit. Penelitian ini menggunakan uji toksisitas subkronik yang dilakukan selama 90 hari pada hewan coba tikus Wistar jantan dan betina yang masing-masing dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok tikus adalah tikus Wistar jantan dan betina kelompok kontrol, kelompok perlakuan yang diberi antosianin Ipomoea batatas L. kultivar Gunung Kawi dengan dosis 10mg/KgBB, 20 mg/KgBB, dan 80 mg/KgBB secara peroral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna pada jumlah eritrosit tikus betina (p=0.176), jumlah eritrosit tikus jantan (p=0.281), jumlah leukosit tikus betina (p=0.185), dan jumlah leukosit tikus jantan (p=0.308) dengan pemberian antosianin Ipomoea batatas L. secara peroral. Kesimpulan dari penelitian ini adalah paparan subkronik antosianin Ipomoea batatas L. kultivar Gunung Kawi tidak memiliki pengaruh yang bermakna terhadap jumlah eritrosit dan leukosit tikus Wistar betina maupun jantan.