Pengaruh Perbandingan Lesitin dan Ekstrak Tebu (Saccharum officinarum) terhadap Ukuran Partikel Fitosom
Daftar Isi:
- Diabetes Mellitus (DM) disebabkan ketidakmampuan tubuh memproduksi atau tidak efektifnya penggunaan hormon insulin sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah. Sebagian besar komplikasi akibat penyakit DM tipe 2 terjadi pada organ vital yang dapat berakibat pada kematian. Pencegahan komplikasi dilakukan dengan melakukan pengobatan secara rutin seumur hidup karena DM merupakan penyakit yang tidak dapat sembuh permanen sehingga banyak pasien yang jenuh dan tidak patuh dalam menjalankan terapinya. Salah satu rute terapi yang dapat meningkatkan kepatuhan pasien adalah rute transdermal. Tanaman tebu (Saccharum officinarum) mengandung sakarin yang memiliki potensi sebagai obat antidiabetes. Salah satu pendekatan untuk meningkatkan penetrasi obat herbal melalui rute transdermal dapat dilakukan dengan fitosom. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan formula fitosom ekstrak tebu (Saccharum officinarum) untuk terapi antidiabetes. Ekstraksi tebu (Saccharum officinarum) pada penelitian dilakukan dengan metode maserasi digesti menggunakan pelarut etanol 50%. Formulasi fitosom dilakukan dengan variasi jumlah lesitin kedelai yang digunakan dan dibuat dengan metode dispersi mekanik dan sonikasi. Fitosom dievaluasi organoleptis, ukuran partikel, nilai distribusi ukuran partikel dan morfologinya. Rendemen ekstrak tebu (Saccharum officinarum) yang diperoleh adalah 26,1194% dan positif mengandung sakarin. Variasi konsentrasi lesitin kedelai pada fitosom ekstrak tebu (Saccharum officinarum) memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap ukuran partikel fitosom yang terbentuk. Formula terbaik dalam penelitian ini adalah fitosom dengan 437,5 mg lesitin kedelai dan 1 gram ekstrak tebu (Saccharum officinarum) yang memiliki ukuran partikel sebesar 14,3967 ± 2,2701 μm, nilai distribusi ukuran partikel 2,0387 ± 0,1952, berbentuk sferis dan tidak teragregasi antar satu sama lain.