Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perkembangan Motorik Halus Dan Motorik Kasar Anak Prasekolah (3-5 Tahun) di PAUD Kasih Bunda RW XI Kelurahan Kotalama, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang
Daftar Isi:
- Kualitas tumbuh kembang balita terutama anak prasekolah (3-5 tahun) merupakan kunci utama sumber daya manusia yang handal. Prosentase anak prasekolah yang mengalami keterlambatan motorik di Indonesia tahun 2008 adalah sebesar 11-14% dan 5-3% pada tahun 2010. Perkembangan anak tidak terlepas dari peran keluarga sebagai tempat pertama anak tumbuh dan berkembang. Tujuan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan motorik halus dan motorik kasar anak prasekolah (3-5 tahun). Metode penelitian menggunakan analitik observasional dengan pendekatan crossectional. Responden penelitian adalah orang tua dan anak usia 3-5 tahun di PAUD Kasih Bunda. Sampel dipilih dengan cara purposive sampling dengan hasil perhitungan sebanyak 63 sampel. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan kuisioner pola asuh kepada orang tua dan penilaian perkembangan motorik halus dan motorik kasar pada anak dengan lembar DDST. Uji statistik likelihood ratio didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan motorik halus (p=0,010) dan motorik kasar (p=0,014) anak prasekolah (3-5 tahun) di PAUD Kasih Bunda. Orangtua dengan pola asuh permisif, otoriter dan penelantar akan cenderung menyebabkan perkembangan motorik halus dan motorik kasar anak menjadi suspek (kecenderungan keterlambatan). Sedangkan orangtua dengan pola asuh demokratis perkembangan motorik halus dan motorik kasar anak menjadi normal. Kesimpulan, terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan motorik halus dan motorik kasar anak prasekolah (3-5 tahun) di PAUD Kasih Bunda. Saran untuk orangtua adalah orangtua harus dapat memilih pola asuh yang tepat untuk anak