Daftar Isi:
  • Beberapa penelitian khususnya yang berkaitan dengan kehamilan dan perkembangan janin, tentu memerlukan hewan coba yang spesifik, yaitu mencit yang dalam kondisi bunting. Sementara itu, terdapat kesulitan dalam mendapatkan mencit bunting homogen dengan jumlah yang cukup. Salah satu cara untuk mendapatkan sampel mencit bunting yang sama adalah dengan mengawinkan mencit pada kondisi yang sama yaitu kondisi estrus. Sinkronisasi estrus alami dapat dilakukan dengan memanfaatkan teori Lee-Boot effect dan Whitten effect. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pregnancy rate mencit yang dikawinkan semalam dengan dan tanpa sinkronisasi estrus. Pada penelitian ini terdapat 4 kelompok yaitu kelompok monogami dengan sinkroniasi estrus, kelompok monogami tanpa sinkronisasi estrus, kelompok poligami dengan sinkronisasi estrus dan kelompok poligami tanpa sinkronisasi estrus. Kelompok dengan sinkronisasi dilakukan Lee-boot effect selama 14 hari dan Whitten effect 72 jam. Setelah itu, semua kelompok dikawinkan secara serentak selama satu malam. Dari hasil penelitian, pregnancy rate mencit BALB/c yang dikawinkan semalam secara monogami lebih tinggi dengan sinkronisasi estrus yaitu sebesar 25% dibandingkan tanpa sinkronisasi estrus yaitu sebesar 17,65%. Sedangkan pada kelompok poligami tidak didapatkan perbedaan pregnancy rate yaitu 15%. Berdasarkan analisis statistika menggunakan Chi square, dengan nilai signifikansi p>0.05, dapat disimpulkan bahwa ada tidak ada pengaruh yang signifikan antara sinkronisasi dengan kebuntingan.