Daftar Isi:
  • Menurut WHO (2010) terdapat 75% remaja yang mengalami gangguan haid dan ini alasan terbanyak seorang remaja putri mengunjungi dokter spesialis kandungan. Pola makan yang kurang baik pada masa remaja dapat menggangu produksi hormone estrogen, progesteron dan menurunkan produksi Gonadotropin – releasing hormone (GnRH) sehingga menghambat terjadinya ovulasi atau menstruasi hal ini dapat berdampak pada siklus haid memanjang atau justru tidak haid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dan status gizi dengan siklus menstruasi pada mahasiswa S1 Kebidanan FKUB. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Metode sampling yang digunakan adalah multistage sampling yaitu sebanyak 84 responden. Data yang digunakan adalah data primer yang diambil menggunakan kuesioner dan diolah menggunakan Uji statistic Spearman. Peneliti menemukan tidak ada hubungan antara pola makan (jumlah energi, jumlah zat makro, frekuensi makan) dengan siklus haid dengan nilai masing-masing p= 0,248; 0,888; 0,065; 0,243; 0,356. Ada hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi p= 0,029 dengan kekuatan hubungan sedang dan nilai r= 0,238 dengan arah hubungan positif sehingga semakin baik status gizi maka kemungkinan mempunyai siklus menstruasi normal semakin meningkat.