Daftar Isi:
  • Menopause merupakan kondisi wanita yang telah mengalami hipoestrogen. Hormon estrogen berperan penting dalam siklus perkembangan endometrium. Pada kondisi hipestrogen resiko terjadinya perdarahan abnormal uterus akan semakin meningkat. Kacang tunggak (Vigna unguiculata) sebagai fitoestrogen mengandung genistein yang dapat menjadi pilihan alternatif pengganti hormon estrogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kacang tunggak (Vigna unguiculata) terhadap ketebalan endometrium tikus galur wistar (Rattus norvegicus) dengan ovariektomi sehingga hipoestrogen selama 30 hari. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan rancangan post test only control group design pada 30 ekor tikus dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu : kelompok kontrol negatif (tanpa perlakuan), kelompok kontrol positif (dengan ovariektomi), dan 3 kelompok perlakuan dengan ovariektomi serta diberi ekstrak kacang tunggak dengan dosis 1,25 mg/kgBB/hari, 2,5 mg/kgBB/hari, 5 mg/kgBB/hari. Kemudian dilakukan penghitungan ketebalan dengan menggunakan dot slide mikroskop pencahayaan Olympus XC 10 dan software Olyvia dengan perbesaran 400x, dan satuan ketebalan endometrium adalah μm. Analisis One Way ANOVA menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kacang tunggak berpengaruh terhadap ketebalan endometrium secara signifikan (p < 0,05) dibanding kelompok kontrol positif. Hasil uji lanjutan Post Hoc LSD didapatkan hasil ketebalan endometrium meningkat dengan pemberian ekstrak kacang tunggak (Vigna unguiculata) dosis 1,25 mg/kgBB/hari dan dosis 2,5 mg/kgBB/hari. Ketebalan endometrium tertinggi terdapat pada pemberian ekstrak kacang tunggak (Vigna unguiculata) dosis 2,5 mg/kgBB/hari. Analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa pemberian dosis ekstrak kacang tunggak (Vigna unguiculata) memiliki korelasi negatif sehingga semakin tinggi dosis akan semakin menurunkan ketebalan endometrium. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak kacang tunggak (Vigna unguiculata) dapat meningkatkan ketebalan endometrium tikus galur wistar (Rattus norvegicus) dengan ovariektomi dengan dosis signifikan 2,5 mg/kgBB/hari.