Daftar Isi:
  • Dysmenorrhea menjadi salah satu masalah menstruasi yang paling sering dialami oleh remaja. Dysmenorrhea dibagi menjadi dysmenorrhe primer dan sekunder. Dysmenorrhea primer terjadi tanpa disertai patologi organ pelvik. Aktivitas fisik menjadi salah satu faktor risiko terjadinya dysmenorrhea primer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan derajat nyeri dysmenorrhea primer pada remaja di Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan prospektif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 52 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan selama 2 siklus menstruasi. Hasil uji analisa dengan Chi square menunjukkan terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan derajat nyeri dysmenorrhea primer dengan p value 0,000 (p <0,005). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif antara aktivitas fisik dengan derajat nyeri dysmenorrhea primer. Dari hasil penelitian ini disarankan kepada remaja untuk lebih memperhatikan aktivitas fisik sehingga dapat mengurangi nyeri yang dirasakan pada saat dysmenorrhea. Perlunya peran tenaga kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan mengenai dysmenorrhea primer agar remaja peduli terhadap kesehatan mereka.