Daftar Isi:
  • Infeksi virus hepatitis B merupakan penyebab paling umum terjadinya penyakit hati akut dan kronis di dunia, yang dapat berkembang dan menyebabkan terjadinya sirosis hati. Sirosis hati adalah suatu keadaan patologis yang merupakan konsekuensi dari kronisitas dan progresivitas penyakit hati. Progresivitas infeksi virus hepatitis B dan sirosis hati dapat berlangsung lebih cepat dengan adanya penggunaan obat-obat berpotensi hepatotoksik. Skor Child-Turcotte-Pugh (CTP) digunakan untuk menilai prognosis dari penyakit hati kronis, terutama sirosis hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan obat-obat berpotensi hepatotoksik dan derajat sirosis hati berdasarkan skor Child-Turcotte-Pugh (CTP) pada pasien hepatitis B. Penelitian dilakukan secara observasional dengan metode deskriptif. Analisis kualitatif dilakukan dari data rekam medis kesehatan pasien pada periode Januari 2014- Desember 2015. Besar sampel yang memenuhi kriteria inklusi adalah 38 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 6 orang (15,8%) termasuk Child-Turcotte- Pugh kelas A (sirosis hati kompensata), 22 orang (57,9%) termasuk Child- Turcotte-Pugh kelas B (sirosis hati dengan kompromi fungsional yang signifikan) dan 10 orang (26,3%) termasuk Child-Turcotte-Pugh kelas C (sirosis hati dekompensata). Obat-obat berpotensi hepatotoksik yang paling banyak digunakan oleh pasien adalah laktulosa sebanyak 38 orang (100%), spironolakton sebanyak 32 orang (84,2%), propranolol sebanyak 31 orang (81,6%), metoklopramid sebanyak 23 orang (60,5%), furosemid dan omeprazole masing-masing sebanyak 22 orang (57,9%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 13,2% pasien dengan penggunaan 3-4 obat berpotensi hepatotoksik termasuk derajat sirosis hati Child-Turcotte-Pugh kelas A, 44,8% pasien dengan penggunaan 5-6 obat berpotensi hepatotoksik termasuk derajat sirosis hati Child- Turcotte-Pugh kelas B dan 13,2% pasien dengan penggunaan 7-8 obat berpotensi hepatotoksik termasuk derajat sirosis hati Child-Turcotte-Pugh kelas B.