Efek Serbuk Daun Kelor (Moringa Oleifera) Terhadap Kadar Superoxide Dismutase (Sod) Serum Tikus Model Autisme Yang Terpapar Timbal (Pb)
Main Author: | Nurtika, Winda |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/126239/ |
Daftar Isi:
- Autisme adalah suatu kondisi neurologis abnormal karena gangguan perkembangan otak yang menyebabkan timbulnya keterbatasan dalam interaksi sosial dan komunikasi. Stres oksidatif berperan dalam terjadinya autisme. Faktor internal dan eksternal seperti gangguan saat kehamilan dan paparan logam berat dapat menyebabkan stres oksidatif. Ketidakseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas pada autis dapat memperburuk sistem pertahanan tubuh. Kelor telah dikenal sebagai tanaman antioksidan yang sering digunakan sebagai sayuran di beberapa negara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian serbuk daun kelor dalam meningkatkan kadar SOD serum tikus autisme yang terpapar Pb. Metode yang digunakan yaitu post test only controlled goup design. Jenis tikus yang digunakan yaitu wistar yang terpapar Pb. Ada 5 kelompok tikus yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kelompok normal dengan diet normal, kelompok autis dengan diet normal, kelompok autis dengan tambahan serbuk daun kelor dosis 180 mg, kelompok autis dengan tambahan serbuk daun kelor dosis 360 mg, dan kelompok autis dengan tambahan serbuk daun kelor dosis 720 mg. Pengukuran kadar SOD serum menggunakan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar SOD serum antara kelompok normal dan autis (p=0,00) dan terdapat peningkatan kadar SOD serum pada kelompok yang mendapat tambahan serbuk daun kelor, tapi belum bisa mendekati kadar SOD serum kelompok normal (p=0,00).