Hubungan Penggunaan Obat Anti-Inflamasi Non Steroid Terhadap Fungsi Ginjal Pada Pasien Osteoarthritis (Penelitian Dilakukan Di Poli Reumatologi-Penyakit Dalam Rsud Dr. Saiful Anwar Malang)

Main Author: Rochmawati, PutriEndah
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/126225/
Daftar Isi:
  • Obat Anti-Inflamasi Non Steroid (OAINS) adalah obat yang memiliki efek sebagai anti nyeri, anti radang, dan anti demam. OAINS merupakan terapi utama untuk osteoarthritis (OA). Penggunaan OAINS dalam jangka waktu yang panjang dapat menimbulkan efek samping salah satunya adalah penurunan fungsi ginjal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan OAINS dalam jangka waktu minimal 4 minggu pada pasien OA di Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar terhadap fungsi ginjal pasien (perubahan serum kreatinin, BUN dan rasio serum kreatinin/BUN). Metode penelitian yang digunakan adalah desain cross sectional dengan mengambil data rekam medis 38 pasien periode Januari 2006 hingga Desember 2015. Dari penelitian ini diketahui bahwa penggunaan OAINS dapat mempengaruhi klirens kreatinin dan GFR pasien dalam rentang ringan hingga sedang (ClCr: 139,60-54,98 ml/menit; GFR: 150,18-43,76 ml/menit/1,73m2). Hasil uji t tidak berpasangan menunjukkan penggunaan meloksikam pada pasien usia ≤ 60 tahun tanpa hipertensi menyebabkan peningkatan serum kreatinin (0,83 ± 0,15 vs. 0,70 ± 0,09 mg/dL; p < 0,05) secara signifikan daripada natrium diklofenak, namun tidak berpengaruh pada serum BUN (25,59 ± 4,41 vs. 22,07 ± 3,47 mg/dL; p > 0,05). Penggunaan OAINS pada pasien yang memiliki penyakit penyerta hipertensi dan pasien tanpa penyakit penyerta hipertensi usia ≤ 60 tahun tidak memiliki perbedaan nilai serum kreatinin (0,77 ± 0,14 vs. 0,77 ± 0,12 mg/dL; p > 0,05) dan BUN (27,02 ± 6,78 vs. 23,60 ± 4,04 mg/dL; p > 0,05). Pada pasien kelompok usia > 60 tahun tanpa hipertensi, pengaruh penggunaan meloksikam maupun natrium diklofenak pada fungsi ginjal tidak dapat dianalisis karena tidak memenuhi besar sampel. Penggunaan OAINS pada pasien yang memiliki penyakit penyerta hipertensi dan pasien tanpa penyakit penyerta hipertensi usia > 60 tahun tidak memiliki perbedaan nilai serum kreatinin (1,10 ± 0,23 vs. 0,89 ± 0,11 mg/dL; p > 0,05) dan BUN (27,26 ± 5,03 vs. 34,05 ± 18,18 mg/dL; p > 0,05). Meskipun secara statistic tidak memberikan perbedaan, namun secara klinis nilai serum kreatinin dan BUN pada pasien usia > 60 tahun berada di atas rentang normal sehingga fungsi ginjal pasien perlu dipantau. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan OAINS dalam jangka waktu minimal 4 minggu hingga 2 bulan pada pasien OA di RSUD Dr. Saiful Anwar aman digunakan pada pasien usia ≤ 60 tahun dengan hipertensi atau tanpa hipertensi. Namun demikian, penggunaan OAINS jangka panjang pada pasien OA sebaiknya dilakukan pemantauan fungsi ginjal secara rutin.