Eksplorasi Dan Uji Potensi Khamir Sebagai Agens Pendegradasi Fungisida Berbahan Aktif Metil Tiofanat Secara In Vitro

Main Author: Noviana, Diva Putri Dwi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12617/1/DIVA%20PUTRI%20DWI%20NOVIANA.pdf
http://repository.ub.ac.id/12617/
Daftar Isi:
  • Residu pestisida yang terjadi pada lahan pertanian umumnya akibat penggunannya yang kurang terkontrol. Jenis fungisida sistemik seperti metil tiofanat masih banyak digunakan dikalangan petani tanaman semusim maupun tahunan. Untuk dapat mengurangi residu pestisida yaitu dengan menggunakan bioremediasi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk mendegradasi residu pestisida sehingga tingkat toksisitasnya dapat berkurang di lingkungan. Salah satu mikroorganisme yang dapat digunakan dalam mendegradasi fungisida yaitu khamir. Saat ini penelitian mengenai potensi khamir untuk mendegradasi fungisida masih belum banyak dilakukan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji khamir yang ditemukan pada lahan terkena residu fungisida metil tiofanat dan mengkaji potensi sebagai pendegradasi fungisida tersebut. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang pada bulan Januari hingga Juni 2018. Penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu persiapan penelitian terdiri dari sterilisasi alat, pembuatan media pertumbuhan khamir, pengambilan sampel tanah yang diduga tercemar fungisida berbahan aktif metil tiofanat, isolasi dan identifikasi jamur patogen, pembuatan stok kultur khamir, dan pembuatan larutan stok fungisida. Identifikasi khamir terdiri dari isolasi dan pemurnian khamir serta identifikasi secara mikroskopis dan makroskopis. Uji adaptasi khamir dilakukan terhadap fungisida metil tiofanat, sedangkan uji degradasi metil tioanat dilakukan secara in vitro. Hasil dari eksplorasi diperoleh 4 isolat yaitu Saccharomyces sp. 1, Candida sp. 1, Schizosaccaromyces sp., Pichia sp. 1 dan 9 khamir dari koleksi laboratorium yaitu Pichia sp. 2, Pichia sp. 3, Saccharomyces sp. 2, Candida sp. 2, Debaryomyces sp., Issatchenkia sp., Candida sp. 3, Candida sp. 4, dan Pichia sp. 4. Uji adaptasi khamir menggunakan rancangan acak lengkap dengan 6 perlakuan yaitu 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 kali konsentrasi anjuran dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati yaitu panjang diameter koloni khamir di media PDA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 13 khamir pada uji adaptasi masih dapat hidup hingga 5 kali konsentrasi anjuran fungisida metil tiofanat namun terdapat penurunan dari panjang diameter khamir seiring dengan meningkatnya konsentrasi fungisida. Selanjutnya yaitu uji degradasi untuk melihat kemampuan khamir dalam mengurangi tingkat toksisitas fungisida metil tiofanat dengan mengamati pertumbuhan koloni Alternaria porri sebagai indikatornya. Uji degradasi menggunakan rancangan acak lengkap dengan 15 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan tersebut terdiri dari 13 khamir dan 2 kontrol. Kontrol positif yaitu media cair yang ditambahkan fungisida sesuai konsentrasi anjuran tanpa penambahan khamir, dan kontrol negatif yaitu media cair tanpa pemberian fungisida dan khamir. Hasil uji degradasi rerata diameter koloni A. porri paling panjang pada yaitu pada perlakuan kontrol negatif (7,40cm) dan terendah yaitu pada kontrol positif (4,67cm). Pada perlakuan di hari terakhir khamir Issatchenkia sp. memiliki rerata diameter tertinggi (6,27cm) dibandingkan Saccharomyces sp. 1 (5,33cm), Candida sp. 1 (4,90cm), Schizosaccaromyces sp. (4,63cm), Pichia sp. 1 (5,57cm), Pichia sp. 2 (5,57cm), Pichia sp. 3 (5,17cm), Saccharomyces sp. 2 (5,90cm), Candida sp. 2 (6,07cm), Debaryomyces sp. (4,67cm), Candida sp. 3 (5,87cm), Candida sp. 4 (5,17cm), Pichia sp. 4 (4,80cm).