Daftar Isi:
  • Bakso daging sapi merupakan produk pangan yang terbuat dari bahan utama daging sapi. Tempat pengelolaan makanan dan peralatan makanan menjadi peranan yang penting karena dalam proses pengolahan makanan, peran dari lingkungan dan penjamah makanan merupakan bagian dari prinsipprinsip higiene sanitasi makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan jumlah koloni bakteri Escherichia coli pada bakso daging sapi dan perbedaan keberadaan bakteri Escherichia coli pada alat saji pedagang menetap dan berkeliling di Kota Malang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel bakso diambil dari masingmasing kecamatan di Kota Malang yang terdiri dari dua sampel bakso yang dijual menetap dan dua sampel bakso yang dijual keliling. Pengujian dilakukan di laboratorium dengan metode TPC (Total Plate Count). Hasil penelitian menunjukkan jumlah cemaran koloni bakteri Escherichia coli dalam bakso daging sapi pada pedagang keliling yaitu 6,9 x 103 CFU/gram lebih tinggi dibandingkan pada pedagang menetap yaitu 2,3 x 103 CFU/gram, dan melebihi batas maksimum cemaran mikroba Escherichia coli pada daging dan olahannya yaitu 5 X 101 CFU/gram. Delapan puluh persen tidak memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia (SNI) 7388:2009. Sedangkan keberadaan cemaran koloni bakteri Escherichia coli dalam alat saji pada pedagang keliling yaitu terdapat pada 3 alat saji, lebih sedikit dibandingkan pada pedagang menetap yaitu terdapat pada 9 alat saji. Hasil uji statistik Mann Whitney menunjukkan tidak ada perbedaan antara cemaran bakteri Escherichia coli dalam bakso daging sapi dengan p value = 0,255 (p > 0,05) dan alat saji dengan p value = 0,126 (p > 0,05) pada pedagang bakso menetap dan berkeliling di Kota Malang.