Tingkat Kontaminasi Parasit Pada Sayuran Kemangi (Ocimum basilicum) dan Bawang Daun (Allium fistulosum L.) di beberapa Pasar Wilayah Kota Malang

Main Author: Ayudia, Asty
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/125931/1/TUGAS_AKHIR_Asty_Ayudia.pdf
http://repository.ub.ac.id/125931/1/Abstrak_Indonesia_dan_Inggris.pdf
http://repository.ub.ac.id/125931/2/majalah_ASTY_AYUDIA.pdf
http://repository.ub.ac.id/125931/
Daftar Isi:
  • Penyakit kecacingan sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di daerah tropis, termasuk Indonesia. Banyak faktor yang menyebabkan tingginya angka kejadian penyakit ini, salah satunya yaitu memakan sayuran mentah yang tidak dicuci bersih. Sayuran kemangi dan bawang daun merupakan sayuran yang sering dikonsumsi mentah. Hal ini memungkinkan bahwa parasit khususnya cacing yang ditularkan di tanah menempel pada sayuran kemangi dan bawang daun, sehingga ikut tertelan dan menyebabkan kecacingan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kontaminasi parasit pada kemangi dan bawang daun yang dijual di empat pasar wilayah kota Malang. Penelitian deskriptif observasional ini dilakukan sejak bulan September-Desember 2015. Pengambilan sampel untuk dua macam sayur dilakukan secara purposif sebanyak 5x di pasar Besar, pasar Belimbing, pasar Dinoyo dan pasar Gadang. Sampel kemangi dan bawang daun sebanyak 150 gram masing-masing dicuci dengan larutan normal salin (NaCL) kemudian disentrifugasi selama 5 menit dengan getaran 1500 rpm. Masing-masing endapan dibagi menjadi lima objek glas dan diperiksa dibawah mikroskop. Dengan demikian seluruh sampel berjumlah 200 sediaan, terdiri dari 100 sediaan untuk masing-masing jenis sayur. Dari 100 slide sayuran kemangi ditemukan telur Ascaris lumbricoides (2%), telur Hookworm (2%), telur Toxocara (6)%, Ookist Toxoplasma gondii (33%) dan telur Fasciolidae (35%). Dan dari 100 slide bawang daun ditemukan telur Toxocara (1%), Ookist Toxoplasma gondii (5%) dan telur Fasciolidae (6%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa telur fasciolidae paling banyak mengkontaminasi kedua sayur tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kontaminasi disebabkan oleh penggunaan pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi.