Uji Efektivitas Ekstrak Methanol Batang Tanaman Brotowali (Tinospora Crispa) Terhadap Plasmodium Berghei Secara Intramuskular
Daftar Isi:
- Malaria Tropika yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum, merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat malaria. Plasmodium falciparum sering dapat menyebabkan malaria berat. Plasmodium ini membunuh > 1 juta orang tiap tahunnya. Untuk menangani penyakit malaria, obat golongan artemisinin telah terbukti efektif dan saat ini telah digunakan sebagai obat anti malaria. Namun ada beberapa negara seperti Kamboja, Republik Demokratik Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam melaporkan adanya resistensi terhadap artemisinin. Oleh sebab itu, upaya pencegahan resistensi obat anti malaria harus ditingkatkan dan eksplorasi obat anti malaria baru perlu diperluas. Ekstrak methanol batang brotowali telah diketahui memiliki efek anti Plasmodium dan dapat menurunkan derajat parasitemia yang disebabkan oleh P. falciparum pada uji coba In vitro. Kandungan Berberine dan Palmatine di dalam ekstrak methanol batang brotowali merupakan senyawa alkaloid kuartener yang diketahui dapat menghambat pertumbuhan Plasmodium. Berberine juga digolongkan dalam senyawa quinolin. Senyawa quinolin diketahui mampu membunuh parasit malaria dengan mekanisme kerja pada vakuola makanan parasit yaitu dengan mencegah polimerisasi heme sehingga hemozoin tidak terbentuk. Penelitian ini merupakan penelitian murni dengan metode Randomized Posttest Only Controlled Group Design. Pembuatan Ekstrak tanaman brotowali menggunakan metode maserasi dengan menggunakan larutan methanol. Mencit yang dijadikan hewan coba dibagi menjadi 4 kelompok yaitu: kontrol positif, Artesunate 32 mg/kg per Oral, Ekstrak brotowali 400 mg/kg per oral, dan Ekstrak brotowali 400 mg/kg per intramuskular. Seluruh kelompok mencit diinfeksi dengan Plasmodium berghei sebelum diberikan perlakuan. Hasil penelitian dengan menggunakan analisa statistik one-way Anova menunjukkan pada hari pertama tidak terdapat perbedaan derajat parasitemia, namun pada hari kedua, ketiga dan ketujuh menunjukan adanya perbedaan derajat parasitemia. Pada uji Post Hoc LSD menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok intramuskular dan per oral pada hari ketujuh (p < 0,05). Hasil di atas menunjukkan bahwa pemberian ekstrak brotowali secara intramuskular mampu menurunkan derajat parasitemia lebih tinggi dibandingkan pemberian ekstrak tanaman brotowali secara oral.