Efektivitas Ekstrak Etanol Lada Hitam (Piper Nigrum) Sebagai Antibakteri Terhadap Salmonella Typhi
Daftar Isi:
- Salmonella Typhi merupakan bakteri penyebab terjadinya demam tifoid atau thypus abdominalis. Indonesia merupakan salah satu dari 5 negara asia yang dianggap endemik demam tifoid. Beberapa pemberian antibakteri telah membuat bakteri menjadi kebal dan tidak efektif lagi dalam membunuh bakteri. Hal tersebut dikarenakan bakteri terus berkembang dan melawan obat antimikroba sehingga dapat tetap bertahan hidup dalam tubuh manusia. Lada Hitam diketahui mengandung senyawa flavonoid, saponin, piperin yang memiliki efek antibakteri. Dalam penelitian ini, ditentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) dengan menggunakan metode dilusi tabung yang kemudian digoreskan pada medium Nutrient Agar Plate (NAP). Konsentrasi ekstrak yang digunakan, yaitu 22,5%, 25%, 27,5%, 30%, dan 32,5% dengan dua kelompok kontrol sebagai perbandingan. Kelompok kontrol bakteri merupakan inokulum bakteri tanpa pemberian ekstrak, dan kelompok kontrol ekstrak merupakan ekstrak murni dengan konsentrasi 100%. Hasil uji statistik non-parametrik Kruskal-Wallis didapatkan nilai p (0,000) < 0,05 menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak etanol lada hitam (Piper nigrum) memberikan perbedaan yang signifikan terhadap jumlah koloni bakteri Salmonella Typhi. Uji Mann-Whitney didapakan bahwa masing-masing konsentrasi ekstrak etanol lada hitam (Piper nigrum) mempunyai perbedaan yang signifikan dengan konsetrasi ekstrak etanol lada hitam (Piper nigrum) lainnya karena memiliki p-value < 0,05. Uji korelasi Spearman menunjukkan semakin meningkat konsentrasi ekstrak etanol lada hitam (Piper nigrum) maka akan diikuti dengan penurunan jumlah koloni bakteri Salmonella Typhi (r = -0,971; p-value 0,000 < 0,05). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu ekstrak etanol lada hitam (Piper nigrum) efektif sebagai antibakteri terhadap Salmonella Typhi, dengan KHM tidak dapat ditentukan karena sebelum maupun sesudah diinkubasi pertumbuhan bakteri pada masing-masing konsentrasi ekstrak tetap keruh sehingga tidak dapat diinterpretasikan dan KBM terletak pada konsentrasi ektrak 32,5%.