Perbedaan Tingkat Pengetahuan Guru Uks Sd Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan Penanganan Kasus Avulsi (Studi Kasus Di Wilayah Binaan Puskesmas Kendalsari Kota Malang)
Daftar Isi:
- Cedera traumatik merupakan hal yang umum terjadi pada anak, dapat melibatkan baik gigi sulung maupun gigi permanen. Avulsi diperkirakan terjadi sebanyak 1 sampai 16 % dari semua cedera traumatik pada gigi permanen (Ram dan Cohenca, 2004; Sigalas dkk., 2004). Penyebab trauma gigi pada anak-anak yang paling sering adalah karena jatuh saat bermain, baik di luar maupun di dalam rumah dan saat berolahraga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan Guru UKS SD (Sekolah Dasar) sebelum dan sesudah penyuluhan penanganan kasus avulsi gigi di wilayah binaan Puskesmas Kendalsari kota Malang. Pada penelitian ini, jumlah sampel yang diteliti adalah sebanyak 20 guru UKS dari 16 SD. Tingkat Pengetahuan Guru UKS SD dapat diketahui melalui kuisioner yang diberikan sebelum dan sesudah penyuluhan tentang avulsi gigi, replantasi gigi, waktu yang diperlukan untuk mengembalikan avulsi gigi, dan media yang digunakan untuk menyimpan avulsi gigi. Dari kuisioner tersebut didapatkan sebelum dilakukan penyuluhan yaitu kriteria baik 0% (0 Guru UKS), sedang 35% (7 Guru UKS) dan buruk 65% (13 Guru UKS), dengan nilai rata-rata 45,5. Sedangkan sesudah dilakukan penyuluhan tingkat pengetahuan seluruh Guru UKS termasuk dalam kriteria baik 100% (20 Guru UKS), dengan nilai rata-rata 97,5. Analisis Wilcoxon Signed Rank Tes menunjukkan hasil signifikan setelah dilakukan penyuluhan yaitu nilai p=0.000 (p<0.05). Peneliti berharap dapat dilakukan penyuluhan serupa di sekolah lain agar Guru UKS dapat melakukan tindakan apabila terjadi kasus avulsi pada siswa/siswi di sekolah.