Daftar Isi:
  • Latar Belakang: kelompok umur 6-12 tahun merupakan kelompok yang rentan terhadap terjadinya nekrosis pulpa. Banyak sekali bakteri aerob maupun anaerob yang meninvasi dan berkoloni di jaringan yang nekrosis. Daun sirih hijau (Piper betle L.) dan daun sirih merah (Piper crocatum) merupakan salah satu bahan alami yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan irigasi saluran akar yang bersifat antibakteri. Tujuan: membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) lebih efektif menghambat bakteri mix saluran akar gigi sulung dengan diagnosis nekrosis pulpa dibandingkan dengan ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) secara in vitro. Metode: jenis penelitian ini adalah post test only control group design dengan menggunakan metode dilusi agar yang dibagi dalam enam kelompok yaitu ekstrak daun sirih hijau konsentrasi 0,5%; 0,4%; 0,3%; 0,2%; 0,1% dan 0% sedangkan ekstrak daun sirih merah konsentrasi 6,5%; 6%; 5,5%; 5%; 4,5% dan 0%. Hasil: uji Korelasi Spearman menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun sirih hijau semakin sedikit jumlah bakteri yang tumbuh, uji Korelasi Pearson menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun sirih merah semakin sedikit jumlah bakteri yang tumbuh dan uji t-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai KHM ekstrak daun sirih hijau dan ekstrak daun sirih merah. Rata-rata nilai KHM untuk ekstrak daun sirih hijau didapatkan pada konsentrasi 0,48% dan ekstrak daun sirih merah pada konsentrasi 6,4%. Kesimpulan: ekstrak daun sirih hijau lebih efektif dibandingkan dengan ekstrak daun sirih merah, ekstrak daun sirih hijau dan daun sirih merah memiliki efek antibakteri terhadap bakteri mix saluran akar gigi sulung dengan diagnosis nekrosis pulpa.