Daftar Isi:
  • Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan merupakan upaya yang direkomendasikan WHO dan pemerintah untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB). Cakupan ASI eksklusif di Indonesia masih sangat rendah, hanya 42% bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan (SDKI, 2012). Salah satu penghambat ASI eksklusif adalah tingginya pemberian makanan prelakteal yang justru dapat membahayakan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa adanya pengaruh dukungan pelayanan kesehatan yang diberikan selama masa kehamilan dan persalinan terhadap pemberian makanan prelakteal. Studi observasional menggunakan metode wawancara, dengan kuisioner sebagai panduan wawancara dilakukan kepada ibu yang memiliki bayi berusia 0-5 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ciptomulyo. Pengambilan data secara crossectional, sampel dipilih melalui cluster random sampling dengan Posyandu sebagai unit sampel. Hasil penelitian menunjukkan 52,4% bayi mendapatkan makanan prelakteal. Analisa chi square menunjukkan tidak adanya pengaruh dukungan pelayanan kesehatan secara keseluruhan (p=0,973, α= 0,1), hasil yang berbeda didapat ketika dukungan pelayanan dibagi dalam dukungan selama masa kehamilan dan persalinan. Dukungan pelayanan kesehatan selama persalinan berpengaruh terhadap pemberian makanan prelakteal (p=0,014). Dukungan pelayanan kesehatan sangat penting diberikan terutama pada masa persalinan untuk mengurangi angka pemberian makanan prelakteal.