Daftar Isi:
  • Nyamuk Culex sp. merupakan vektor penyakit berbahaya seperti Filariasis, Japanese Encephalitis, St. Louis Encephalitis dan West Nile Virus. Sehingga, untuk mengatasi berbagai penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Culex sp. diperlukan pemutusan rantai penularan penyakit menggunakan insektisida alami seperti ekstrak daun bayam (Amaranthus hybridus) karena mengandung senyawa flavonoid dan tannin. Flavonoid dan tannin mengganggu sistem saraf nyamuk dengan berperan sebagai cholinesterase inhibitor dengan menghambat enzim asetilkolin esterase. Enzim asetilkolin esterase yang dihambat mengakibatkan penumpukan asetilkolin sehingga dapat menyebabkan spasme otot dan berakhir dengan kematian nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak daun bayam (Amaranthus hybridus) terhadap nyamuk Culex sp. Penelitian ini menggunakan studi true experimental, dilakukan pada 125 ekor nyamuk Culex sp. yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I sebagai kontrol positif menggunakan larutan malathion 0,28%. Kelompok II sebagai kontrol negatif menggunakan larutan aseton 1%. Kelompok III menggunakan larutan ekstrak daun bayam dengan kosentrasi 40%. Kelompok IV dengan konsentrasi 45%. Kelompok V dengan kosentrasi 50%. Parameter yang diukur adalah jumlah nyamuk yang mati berdasarkan waktu dan besarnya konsentrasi larutan ekstrak daun bayam (Amarantus hybridus). Analisis data menggunakan metode Kruskal Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann Whitney berdasarkan waktu dan konsentrasi, menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun bayam (Amarantus hybridus) konsentrasi 40% memiliki potensi sebagai insektisida terhadap nyamuk Culex sp. secara signifikan (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak daun bayam (Amarantus hybridus) memiliki potensi sebagai insektisida terhadap nyamuk Culex sp.