Hubungan antara Hasil Pewarnaan BTA dan Gambaran Radiologis Pasien Tuberkulosis di RSSA Malang dengan Deteksi Gen katG pada Pemeriksaan PCR
Daftar Isi:
- Tuberkulosis (TB) sampai saat ini masih menjadi salah satu penyakit menular yang memiliki angka kematian tinggi di dunia. Meskipun angka kejadian TB sudah menurun tetapi timbul permasalahan baru yaitu adanya resistansi pada obat-obatan termasuk isoniazid. Sehingga diperlukan deteksi dini untuk mengurangi terjadinya resistansi isoniazid dengan mendeteksi mutasi gen katG Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara hasil pewarnaan BTA dan gambaran radiologis pasien tuberkulosis di RSSA Malang dengan deteksi gen katG pada pemeriksaan PCR. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh penderita tuberkulosis dengan BTA positif yang diperiksa di Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSSA Malang periode Juli-September 2015 dengan jumlah sampel sebanyak 30. Data didapatkan dari rekam medis dan sputum yang diperiksa dengan PCR. Analisis statistik dilakukan dengan uji komparatif chi-square. Hasil penelitian menunjukkan hasil pewarnaan BTA terbanyak adalah 1+, gambaran radiologis terbanyak adalah far-advanced lesion, terdapat 16,67% sampel BTA positif terdeteksi gen katG, usia terbanyak penderita TB adalah 25-44 tahun, laki-laki (50%) dan perempuan (50%), klasifikasi penyakit terbanyak adalah kasus baru, keluhan utama terbanyak adalah batuk, komorbid terbanyak adalah penyakit paru lain (pneumonia dan asma) dan diabetes mellitus. Hasil analisis menunjukkan bahwa antara hasil pewarnaan BTA dengan deteksi gen katG pada pemeriksaan PCR mempunyai nilai p sebesar 0,377 dan antara gambaran radiologis dengan deteksi gen katG pada pemeriksaan PCR mempunyai nilai p sebesar 0,171. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara hasil pewarnaan BTA dengan deteksi gen katG pada pemeriksaan PCR dan tidak terdapat hubungan antara gambaran radiologis dengan deteksi gen katG pada pemeriksaan PCR.