Daftar Isi:
  • Moist wound healing adalah metode mempertahankan kelembaban luka dengan menggunakan bahan balutan penahan kelembaban. Secara klinis memiliki keuntungan meningkatkan proliferasi dan migrasi dan sel-sel epitel di sekitar lapisan air yang tipis, meningkatkan sintesa kolagen serta dapat mengurangi kehilangan cairan pada permukaan luka. Betaine polyhexanide 0.1% adalah cairan yang digunakan untuk membersihkan dan melembabkan luka dan sebagai antibiotik pada luka akut maupun kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kelembaban kompres cairan Betaine Polyhexanide 0.1% terhadap jumlah fibroblas luka bakar derajat II A pada tikus putih galur wistar. Desain penelitian ini menggunakan true experimental laboratory dengan metode Randomized Posttest Only Controlled Group Design dilakukan terhadap 25 hewan coba tikus putih galur Wistar jantan. Sampel dibagi dalam lima kelompok, kelompok “Kelembaban 50%” (n=5), kelompok “Kelembaban 60%” (n=5), kelompok “Kelembaban 70%” (n=5), kelompok “Kelembaban 80%” (n=5), dan kelompok “kontrol” (n=5) penelitian dilakukan selama 10 hari. Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah jumlah fibroblas terhadap tingkat kelembaban kompres cairan Betaine Polyhexanide 0.1% dengan kelembaban 50%, 60%, 70%, dan 80%. Uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan nilai signifikansi (p > 0,05) menunjukkan berdistribusi normal. Uji One Way ANOVA didapatkan ada perbedaan signifikan dengan p-value 0.000 (p < 0,05). Uji Post Hoc terbukti adanya pengaruh tingkat kelembaban kompres cairan Betaine Polyhexanide 0.1% dapat meningkatkan jumlah fibroblas. Kesimpulan penelitian ini adalah perawatan luka bakar derajat II A menggunakan kompres cairan Betaine Polyhexanide 0.1% lebih baik dibandingkan dengan kompres normal salin dalam hal meningkatkan jumlah fibroblas. Berdasarkan penelitian ini, disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk menentukan dosis optimum penggunaan cairan Betaine Polyhexanide 0.1% untuk perawatan luka bakar derajat II A dilihat berdasarkan pengamatan mikroskopis maupun makroskopis