Uji Toksisitas Subkronik Antosianin Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) Kultivar Gunung Kawi Terhadap Organ Hepar pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar yang Dipapar dengan Diet Normal Mel
Daftar Isi:
- Antosianin termasuk golongan flavonoid, pada dosis tinggi diduga berbahaya bagi hepar. Tujuan dari penelitian mengetahui apakah mengkonsumsi antosianin dosis tinggi selama 90 hari dapat menyebabkan kerusakan hepar ditinjau dari kadar SGOT dan SGPT. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental, post test only, control group design secara in vivo dengan menggunakan 5 Tikus Rattus norvegicus strain Wistar jantan dan betina untuk setiap dosis. Hewan coba disediakan oleh Laboratorium Fisiologi FKUB. Antosianin diekstrak dari ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) kultivar Gunung Kawi, proses ekstraksi dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA ITB. Dosis yang dipapar 10mg/KgBB, 20mg/KgBB dan 80mg/KgBB dengan menggunakan sonde. Pada hasil analisa statistik tidak terdapat perbedaan signifikan, Semakin tinggi dosis antosianin semakin rendah kadar SGOT dan SGPT (Uji Pearson p>0,05, nilai korelasi negatif). Kesimpulan penelitian ini, pemaparan antosianin ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) hingga dosis 80mg/KgBB selama 90 hari tidak dapat meningkatkan kadar SGOT dan SGPT dan kemungkinan tidak merusak hepar.