Uji Toksisitas Subkronik Antosianin Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L.) Varietas Ungu Kultivar Gunung Kawi Terhadap Histopatologi Ginjal Tikus Rattus Norvegicus Strain Wistar Yang Dipapar Diet Normal
Daftar Isi:
- Antosianin Dalam Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L.) Ungu Kultivar Gunung Kawi Bermanfaat Sebagai Anti Oksidan Dan Anti Inflamasi. Namun Sebagai Anti Oksidan Eksogen, Antosianin Berlebih Tidak Dapat Dikonjugasikan Oleh Metabolisme Xenobiotik Karena Keterbatasan Kofaktor Sehingga Dapat Menjadi Pro Oksidan. Antosianin Dalam Keadaan Tidak Terkonjugasi Dapat Merusak Protein Dan Dna Sel Sehingga Menyebabkan Degenerasi Atau Nekrosis Sel. Ginjal Sebagai Organ Ekskresi Merupakan Salah Satu Organ Yang Paling Sensitif Terhadap Bahan Eksogen, Terutama Tubulus Proksimal. Penelitian Ini Bertujuan Untuk Mengetahui Efek Toksik Antosianin Yang Dipurifikasi Dari Ubi Jalar Ungu Kultivar Gunung Kawi Terhadap Histopatologi Ginjal Tikus Dan Menentukan Noael Atau Loael. 40 Sampel Tikus Yang Terdiri Dari 20 Jantan Dan 20 Betina Dikelompokkan Menjadi Kontrol, Dosis 10mg/Kg, 20mg/Kg, Dan 80mg/Kg, Lalu Disonde Antosianin Selama 90 Hari. Preparat Histopatologi Diklasifikasikan Menurut Grading Fda, Kemudian Dianalisis Dengan Uji Nonparametrik Kruskall-Walis Dan Uji Korelasi Spearman. Hasil Didapatkan Tidak Ada Perbedaan Signifikan (Nilai P Betina 0.328 Dan Jantan 0,427). Juga Tidak Terdapat Korelasi Bermakna Antar Kelompok (Significancy Betina 0,985 Dan Jantan 0,443). Kesimpulannya, Pemberian Antosianin Ubi Jalar Ungu Kultivar Gunung Kawi Sampai Dengan Dosis 80mg/Kg Belum Memberikan Pengaruh Bermakna Terhadap Histopatologi Ginjal Tikus. Kemungkinan Antosianin Sampai Dosis 80mg/Kg Belum Merupakan Dosis Toksik