Daftar Isi:
  • Sindrom pra-menstruasi merupakan gejala yang timbul pada waktu 1 - 2 minggu sebelum wanita mengalami menstruasinya, dan menghilang sesudah menstruasi datang atau saat menstruasi berhenti. Salah satu gejala yang sering timbul adalah food craving. Food craving merupakan suatu keinginan yang kuat dan mendesak untuk mengonsumsi suatu makanan tertentu dan sulit bagi seseorang untuk menolak keinginan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara sindrom pra-menstruasi dengan perilaku food craving pada mahasiswi Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Unversitas Brawijaya. Penelitian ini menggunakan desain case-control study. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling hingga mencapai 58 orang mahasiswi untuk masing-masing kelompok case dan kelompok control. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang dibagikan dan diisi secara langsung oleh 116 orang mahasiswi Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji statistik Chi Square dengan derajat kepercayaan 95% (α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan nilai p<α yaitu 0,000 artinya terdapat hubungan signifikan antara sindrom pra-menstruasi dengan perilaku food craving pada mahasiswi Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Selain itu juga diperoleh Odds Ratio sebesar 9,495 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa responden dengan sindrom pra-menstruasi memiliki peluang atau resiko mengalami food craving sebesar 9 kali dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami sindrom pra-menstruasi