Hubungan Antara Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Status Gizi Ibu Balita Di Kabupaten Demak
Main Author: | Wulansari, Anneke |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/125440/ |
Daftar Isi:
- Kualitas perempuan merupakan kondisi dasar yang ikut mempengaruhi kualitas generasi penerusnya. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar di Jawa Tengah 2010, perempuan dewasa yang berstatus gizi kurus mencapai 14,7%, dimana angka ini berada di atas rata-rata prevalensi di Indonesia. Masalah gizi merupakan masalah ekologi, karena adanya interaksi antara berbagai faktor lingkungan, baik fisik, sosial, ekonomi, budaya maupun politik. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dilakukan pada 54 responden ibu balita dari keluarga petani di Kabupaten Demak. Responden dipilih dengan teknik purposive sampling. Data sosial ekonomi diukur dengan menggunakan kuisioner dengan parameter tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, luas lahan garapan, dan jumlah anggota keluarga. Status gizi responden didapatkan melalui hasil pengukuran antropometri tinggi badan dan berat badan. Sebagian besar responden memiliki tingkat sosial ekonomi tinggi (64,8%). Status gizi yang paling banyak dimiliki oleh responden adalah gizi lebih (overweight dan obesitas I) yaitu sebanyak 33 responden (61,1%). Analisis hubungan menggunakan komposit indeks dengan software SPSS for Windows 16. Berdasarkan uji korelasi Spearman, didapatkan nilai p = 0,351 (p > 0,05) dan r = -0,129. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan status gizi ibu balita di Kabupaten Demak. Dari hasil penelitian disarankan perlunya pengukuran langsung terhadap luas lahan, survey harga pasar dari produksi pertanian, serta wawancara terkait penggunaan alat kontrasepsi untuk mengetahui pengaruhnya dengan status gizi responden.