Pengaruh Konfigurasi Jumlah Tulangan Longitudinal pada Kolom Retrofit Beton Bertulang dengan Metode Jaket Beton

Main Author: Permana, Arya Bagas
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12539/1/Arya%20Bagas%20Permana.pdf
http://repository.ub.ac.id/12539/
Daftar Isi:
  • Suatu kolom sangat berperan penting dalam kekokohan suatu struktur bangunan. Kerusakan suatu kolom dapat terjadi akibat pembebanan berlebih atau terjadinya gempa bumi. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan terhadap kolom yang mengalami kerusakan agar kolom tersebut tetap kokoh sebagai struktur suatu bangunan. Semakin berkembangnya zaman, semakin berkembang pula inovasi dalam pembangunan. Salah satunya dalam bidang perbaikan dan perkuatan kolom yaitu dengan metode jaket beton Pada penelitian ini terdapat 4 jenis kolom retrofit yang diteliti, yaitu kolom retrofit dengan kode A.1 menggunakan tulangan bambu sebanyak 4 buah berukuran 10 x 10 mm, kolom retrofit dengan kode B.1 menggunakan tulangan bambu sebanyak 8 buah berukuran 10 x 5 mm, kolom retrofit dengan kode C.1 menggunakan tulangan bambu sebanyak 4 buah berukuran 10 x 20 mm, kolom dengan kode D.1 menggunakan tulangan bambu sebanyak 8 buah berukuran 10 x 10 mm. Ke empat kolom tersebut dipasang tulangan transversal atau sengkang dengan jarak 5 cm. Tulangan yang digunakan pada kolom retrofit ini menggunakan material bambu petung untuk tulangan longitudinal dan bambu apus untuk tulangan transversal atau sengkang. Yang akan dianalisis adalah efektivitas variasi jumlah tulangan longitudinal pada kolom retrofit A.1 dibandingkan dengan kolom retrofit B.1 dan efektivitas variasi jumlah tulangan longitudinal pada kolom retrofit C.1 dibandingkan dengan kolom retrofit D.1. Pengujian yang dilakukan adalah uji tekan dengan menggunakan compression test machine dengan alat bantu dial gauge digital untuk membaca defleksi yang terjadi pada saat uji tekan dilakukan. Pada hasil penelitian didapatkan bahwa, kolom retrofit B1 yang dipasang 8 buah tulangan longitudinal bambu dimensi 10 x 5 mm dengan jarak antar sengkang sebesar 5 cm lebih efektif dibandingkan dengan kolom retrofit A1 yang dipasang 4 buah tulangan longitudinal bambu dimensi 10 x 10 mm dengan jarak antar sengkang sebesar 5 cm. Meskipun pada saat pengujian didapatkan bahwa kolom retrofit B1 memiliki gaya tekan maksimum 2,72 % lebih kecil dibanding dengan gaya tekan maksimum kolom retrofit A1. Namun, kekakuan dan modulus elastisitas kolom retrofit B1 lebih tinggi 238,7 % dibanding kekakuan dan modulus elastisitas kolom retrofit A1. Pada perbaikan kolom asli B1, kolom retrofit B.1 mengalami peningkatan daktilitas sebesar 195,65 % dibanding dengan kolom retrofit A.1 yang mengalami peningkatan daktilitas sebesar 57,13 %. Dan kolom retrofit D1 yang dipasang 8 buah tulangan longitudinal bambu dimensi 10 x 10 mm dengan jarak antar sengkang sebesar 5 cm lebih efektif dibandingkan dengan kolom retrofit C1 yang dipasang 4 buah tulangan longitudinal bambu dimensi 10 x 20 mm dengan jarak antar sengkang sebesar 5 cm. Meskipun pada saat pengujian didapatkan bahwa kolom retrofit D1 memiliki gaya tekan maksimum 2,53 % lebih kecil dibanding dengan gaya tekan maksimum kolom retrofit C1. Namun, kekakuan dan modulus elastisitas kolom retrofit D1 lebih tinggi 30,57 % dibanding kekakuan dan modulus elastisitas kolom retrofit C1. Pada perbaikan kolom asli D1, kolom retrofit D.1 mengalami peningkatan daktilitas sebesar 99,84 % dibanding dengan kolom retrofit C.1 yang mengalami peningkatan daktilitas sebesar 40,79 %.