Hubungan Antara Kebiasaan Melewatkan Sarapan dengan Indeks Massa Tubuh pada Remaja Putri (Usia 19-21 Tahun) di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Daftar Isi:
- Perubahan status gizi dapat berkaitan dengan perubahan pola makan seseorang. Pola makan yang sering terjadi adalah kebiasaan untuk melewatkan sarapan. Salah satu golongan yang memiliki kecenderungan untuk memiliki kebiasaan melewatkan sarapan adalah remaja putrid pada usia 19-21 tahun dikarenakan remaja putri pada usia tersebut cenderung memiliki lebih banyak aktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan melewatkan sarapan dengan Indeks Massa Tubuh pada remaja putri (usia 19-21 tahun) di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik metode korelasi dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan jumlah sampel 94 remaja putri (usia 19-21 tahun) di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Jenis data yang dikumpulkan, yaitu karakteristik responden dan data kebiasaan melewatkan sarapan yang diperoleh dengan wawancara melalui kuesioner, data asupan makanan selama tiga hari menggunakan metode Repeated 24 Hour Recall, serta data Indeks Massa Tubuh (IMT) yang diperoleh dari perhitungan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) pada pengukuran antropometri untuk mengetahui status gizi. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan software Nutrisurvey dan SPSS versi 16. Hasil analisis menggunakan uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan melewatkan sarapan dengan Indeks Massa Tubuh remaja putri (usia 19-21 tahun) (p=0,860). Kesimpulan dari penelitian ini adalah kebiasaan melewatkan sarapan tidak berhubungan dengan Indeks Massa Tubuh pada remaja putri (usia 19-21 tahun) di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan pengambilan data antropometri, kuesioner terkait kebiasaan melewatkan sarapan dan juga wawancara 24 hour recall terkait asupan makan responden dilakukan dalam rentang waktu 1 minggu yang sama sehingga dapat menggambarkan pola dan kebiasaan makan responden pada saat itu juga