Analisa Kadar Insulin pada Tikus Rattus novergicus Galur Wistar Jantan yang Diberi Diet Aterogenik Modifikasi Standar AIN-93M dan Diet Normal Standar AIN-93M
Daftar Isi:
- Pemberian diet aterogenik modifikasi AIN-93M dengan penambahan kolesterol dan asam kolat dapat menyebabkan kondisi obesitas pada tikus, sehingga dapat meningkatkan asam lemak dalam tubuh dan tercipta kondisi resistensi insulin, yang ditandai dengan peningkatan glukosa dan kadar insulin dalam darah. Kondisi resistensi insulin akan menyebabkan munculnya disfungsi endotel pembuluh darah dan aktivasi inflammatory markers, yang dapat menyebabkan inflamasi kronis endotelium dan berakibat pada aterosklerosis. Penelitian kadar insulin pada tikus dengan menggunakan diet aterogenik modifikasi AIN-93M masih jarang dilakukan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbedaan kadar insulin pada tikus yang diberi diet aterogenik modifikasi AIN-93M dan diet normal standar AIN-93M. Jenis penelitian ini adalah studi eksperimental menggunakan randomized control group posttest design. Subyek penelitian yang digunakan adalah 32 ekor tikus Rattus novergicus galur wistar jantan yang dipelihara di Laboratorium Biosains Universitas Brawijaya selama 12 minggu. Sampel dipilih dengan metode RAL (Rancangan Acak Lengkap) dan dibagi dalam dua kelompok. Kadar insulin dalam serum diuji menggunakan metode ELISA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar insulin dalam darah pada kedua kelompok tikus berbeda secara signifikan (Independent t-test, p<0.05). Rata-rata kadar insulin dalam darah tikus pada kelompok diet aterogenik modifikasi standar AIN-93M adalah 7.58 ± 1.32 IU/ml dan pada kelompok diet normal standar AIN-93M adalah 6.07 ± 1.27 IU/ml. Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan (p-value=0.003) terhadap kadar insulin, dimana kadar insulin pada kelompok diet aterogenik AIN-93M lebih tinggi daripada kadar insulin pada kelompok diet normal standar AIN-93M.