Daftar Isi:
  • Sebagian besar penelitian tentang bermain Plasticine Clay hanya berfokus pada pengaruhnya terhadap peningkatan kreativitas. Begitu juga penelitian tentang bermain origami. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan efektivitas kedua permainan yaitu Plasticine Clay dan Origami terhadap kemampuan berpikir kreatif anak, terutama pada usia 4-5 tahun. Desain yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasy Experimental dengan pendekatan post-test only with comparation group. Sampel penelitian ini sebanyak 24 responden yang dipilih dengan metode total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi TTCT (Torrance Test of Creative Thinking). Pengolahan dan analisis perbedaan bermain plasticine clay dan origami terhadap kemampuan berpikir kreatif pada anak menggunakan uji Mann-Whitney test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok bermain plasticine clay kemampuan berpikir kreatif baik sebanyak 33,33% (4 anak), cukup sebanyak 41,67% (5 anak) dan kurang sebanyak 25% (3 anak). Sedangkan pada kelompok origami didapatkan data responden yang memiliki tingkat kemampuan berpikir kreatif baik sebanyak 0% (tidak ada), cukup sebanyak 33,33% (4 anak), dan kurang sebanyak 66,67% (8 anak). Hasil uji statistik Mann-Whitney test pada tarap signifikan (α < 0,05) didapatkan p value = 0,017 < α. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan antara bermain plasticine clay dan origami terhadap kemampuan berpikir kreatif pada anak usia 4-5 tahun, dimana rata-rata kemampun kreativitas anak lebih tinggi setelah bermain plasticine clay. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut mengenai perbedaan antara plasticine clay dan origami terhadap kemampuan berpikir kreatif pada anak.