Pengukuran Kinerja Operasional Perusahaan Otobus Pada Trayek ABC Dengan Model Strategic Measurement and Reporting Technique (SMART) System
Main Author: | Nurullah, Muhammad Fariz |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/12520/ |
Daftar Isi:
- Malang mempunyai beberapa perusahaan jasa yang bergerak di berbagai bidang, salah satu diantaranya adalah Perusahaan Otobus (PO). Perusahaan Otobus ini mempunyai beberapa usaha di bidang transportasi, diantaranya bus pariwisata, bus antarkota, mini bus, manhauler dan bus yang melayani pekerja pertambangan. Perusahaan Otobus ini melayani beberapa trayek untuk bus antarkota dan pusat operasinalnya berada di Kabupaten Malang. Pada tahun 2017, perusahaan ini mengembangkan usahanya dengan mengakuisisi Perusahaan Otobus lainnya yang sebelumnya, melayani beberapa trayek berlokasi di Jawa Timur. Pembelian yang dilakukan perusahaan ini berdampak pada kinerja perusahaan. Selama ini Perusahaan Otobus ini hanya mengukur kinerja dari aspek finansial saja. Pengukuran kinerja dari aspek finansial memang penting, tetapi hanya berorientasi pada pencapaian jangka pendek. Perusahaan perlu melakukan pengukuran dan evaluasi kinerja operasional untuk tiap trayeknya, agar dapat bertahan ditengah ketatnya persaingan industri jasa. Contoh aspek non finansial yang tidak diperhatikan Perusahaan Otobus tetapi penting untuk keberlangsungan perusahaan adalah persentase bus yang beroperasi dibanding bus yang dimiliki. Pembelian dari perusahaan pesaing membuat persentase menjadi menurun, pengukuran menunjukkan persentasenya hanya sebesar 63.4%. Hal ini dikarenakan bus dari akuisisi banyak yang tua dan rusak. Trayek ABC mempunyai persentase bus yang beroperasi lebih rendah dibanding trayek lain, sehingga penelitian ini hanya berfokus pada trayek ABC. Metode untuk pengukuran kinerja adalah model piramida SMART system. SMART system memiliki 9 perspektif yang lebih terfokus pada kinerja operasional perusahaan. Metode ini berfokus pada strategi objektif sebagai titik awal perancangannya. Penentuan indikator pengukuran kinerja (Key Perfomance Indicator) didasarkan pada strategi objektif perusahaan. Pembobotan tingkat kepentingan perspektif, strategy objectives, dan KPI dilakukan dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process. Scoring system dilakukan dengan menggunakan metode Objectives Matrix dan Traffic Light System. Selanjutnya dianalisa KPI yang tidak mencapai target dengan menggunakan metode Root Cause Analysis Diagram. Hasil penelitian menunjukan terdapat 29 KPI: 2 KPI perspektif biaya, 1 KPI perspektif finansial, 2 KPI perspektif kepuasan pelanggan, 6 KPI perspektif produktivitas, 3 KPI perspektif fleksibilitas, 5 KPI perspektif pengiriman, 6 KPI perspektif kualitas, 2 KPI perspektif waku proses, dan 2 KPI perspektif pangsa pasar. Scoring system yang dilakukan mendapatkan skor current performance indicator Perusahaan Otobus trayek ABC pada tahun 2017 adalah sebesar 6.32, dengan rincian pencapaian Traffic Light System yaitu 9 KPI berada pada indikator warna hijau, 13 KPI berada pada indikator warna kuning, dan 7 KPI berada pada indikator warna merah. Rekomendasi perbaikan dilakukan pada KPI yang berada pada indikator warna kuning dan warna merah. Perbaikan yang dilakukan lebih diprioritaskan untuk KPI yang hampir mencapai target dan KPI yang pencapaiannya sangat jauh dari target. Tujuannya adalah agar pada periode selanjutnya, KPI-KPI yang hampir mencapai target selanjutnya dapat masuk ke kategori warna hijau.