Daftar Isi:
  • Penelitian secara in vivo (menggunakan hewan coba) harus memperhatikan prinsip refinement. Refinement yaitu membebaskan hewan coba dari rasa haus dan lapar dengan pemberian diet yang terstandar. Pemilihan diet standar dalam penelitian sangatlah penting untuk menghindari hasil yang bias. Diet normal standar yang biasa digunakan dalam penelitian adalah diet normal standar PAR-S dan diet normal standar AIN-93M. Kedua jenis diet ini memiliki komposisi dan kandungan zat gizi yang berbeda. Pemberian diet standar pada hewan coba akan sangat berpengaruh terhadap antropometri (berat badan, panjang badan, lingkar toraks, dan lingkar perut). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil pengukuran antropometri pada tikus Rattus norvegicus galur wistar jantan yang diberikan diet normal standar PAR-S dan diet normal standar AIN-93M. Jenis penelitian ini adalah studi eksperimental menggunakan randomized control group post test design. Subjek penelitian adalah tikus Rattus norvegicus Galur Wistar jantan yang dipelihara di laboratorium Biosains Universitas Brawijaya, Malang selama 12 minggu. Pemilihan sampel dilakukan menggunakan metode RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan jumlah sampel total sebanyak 32 ekor tikus. Uji statistik berat badan dengan Mann-Whitney menunjukkan nilai p<0,001. Uji statistik panjang badan, lingkar toraks, dan lingkar perut dengan Independent t-test menunjukkan nilai p<0,001. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada antropometri (berat badan, panjang badan, lingkar toraks dan lingkar perut) tikus yang diberi diet normal standar PAR-S dan diet normal standar AIN-93M