Daftar Isi:
  • Inflamasi merupakan usaha perlindungan diri organisme untuk menghilangkan rangsangan penyebab luka dan inisiasi proses penyembuhan jaringan. Inflamasi sering terjadi dalam dunia kedokteran gigi, seperti pulpitis, inflamasi pasca tindakan pencabutan gigi, gingivitis dan periodontitis. Inflamasi yang terjadi biasanya sangat menganggu karena pasien pasti akan merasa kesakitan dan terjadi pembengkakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi efek antiinflamasi ekstrak air daun kelor dibandingkan dengan aspirin menggunakan metode induksi karagenan pada tikus Wistar. Subjek penelitian ini adalah 25 ekor tikus Wistar yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol karagen, kelompok pembanding (aspirin 100 mg/kg BB) dan kelompok pemberian ekstrak air daun kelor dengan dosis 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB dan 200 mg/kg BB. Pengukuran volume edema diukur setiap 30 menit selama 3 jam. Data selanjutnya dianalisis dengan menggunakan ANOVA. Hasil penelitan menunjukkan ada perbedaan bermakna antara kelompok karagen, kontrol pembanding (aspirin dengan dosis 100 mg/kg BB) dan kelompok pemberian ekstrak air daun kelor dengan dosis 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB dan 200 mg/kg BB(p<0,05). Setelah dicari kelompok perlakuan mana yang memiliki perbedaan, didapatkan hasil bahwa kelompok kontrol karagen memiliki perbedaan dengan kelompok perlakuan lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) pada dosis 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB dan 200 mg/kg BBmemiliki efek antiinflamasi yang sama dengan aspirin pada dosis 100 mg/kg BB.